Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Hanania Farras, Finisher Termuda Bentang Jawa 2024 yang Ketagihan Ultra Cycling

Hanania Farras, Finisher Termuda Bentang Jawa 2024 yang Ketagihan Ultra Cycling

Nama Hanania Farras mampu mencuri perhatian dalam ajang Bentang Jawa 2024 yang digelar 11-17 Agustus 2024 lalu. Cyclist asal Surakarta itu tercatat sebagai finisher termuda dalam event tersebut.

Pria yang akrab disana Hanan itu baru genap berusia 17 tahun pada 23 April tahun ini. Kebetulan, itu merupakan batas usia minimum untuk mengikuti Bentang Jawa 2024 yang menawarkan rute ultra cycling sejauh 1.500 kilometer.

Hobinya memang bersepeda. Hanan menuturkan bahwa perkenalan awal dengan sepeda muncul saat pandemi COVID-19 pada 2020. Saat itu, dia masih kelas VIII SMP dan bersepeda jadi olahraga yang populer di tengah pandemi.

“Waktu pandemi bosan di rumah terus. Sekolah saja dari rumah. Kebetulan muncul tren sepeda, saya merasa senang karena bisa bertemu dengan banyak orang. Ya, meskipun saat itu masih social distancing,” kata Hanan saat dihubungi SUB Jersey.

Dari situlah, Hanan mulai menekuni hobi bersepedanya. Putra pasangan Dwi Nugroho dan Sri Utama itu sudah empat kali mengikuti Audax, masing-masing tiga kali dengan jarak 200 km dan sekali 400 km. Dia juga banyak menonton video tentang sepeda di YouTube.

Berkat video-video yang ditontonnya, Hanan kemudian mengetahui Bentang Jawa, sebuah ajang yang membuatnya tertantang. Pelajar SMA ABBS Surakarta itu mencari tahu lebih banyak lagi mengenai ajang balap sepeda ini.

“Saya jadi penasaran, bagaimana ya rasanya bersepeda selama berhari-hari dengan jarak ribuan kilometer. Pasti seru malam-malam menahan tidur dan terus gowes. Akhirnya saya coba bicara ke orang tua,” ungkap Hanan yang masih duduk di kelas XII itu.

Hanan menuturkan bahwa sang ayah mendukung penuh karena juga seorang pesepeda. Sedangkan ibunya sempat meragukan. Sebab, Hanan belum pernah mengikuti ajang ultra cycling dengan jarak ribuan kilometer.

Selain itu, Hanan juga harus izin ke sekolahnya selama sepekan untuk mengikuti Bentang Jawa. Dia pun melakukan persiapan matang setiap hari, terutama lari pada malam hari untuk latihan penguatan demi bisa menuntaskan Bentang Jawa 2024.

Start dimulai di Pantai Carita, Banten, pada 11 Agustus 2024 pukul 05.30. Rute melewati sejumlah daerah di Banten dan mengarah ke pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga masuk Jawa Timur.

Semuanya berjalan lancar tanpa kendala karena Hanan sudah mengatur manajemen waktu dengan baik. Dia juuga tidak terlalu memaksakan diri untuk terus bersepeda saat dalam kondisi sudah kelelahan.

Namun, ada pula insiden ban bocor di daerah Giribelah, Wonogiri. Dia yang kebetulan sendiri saja dipaksa mengganti ban tanpa ada bantuan. Pengalamannya dalam bersepeda membuatnya tidak merasa khawatir.

“Jarak dengan yang belakang saya sebenarnya dekat. Ada yang lewat tanya kenapa, saya jawab ban bocor. Tapi, aman semua. Saya bawa empat ban serep dan bisa ganti sendiri. Ini jadi pengalaman berharga untuk lebih hati-hati,” ucap Hanan.

Hanan menuturkan bahwa ketika sudah masuk ke Jawa Timur semuanya terasa lebih mudah. Ada juga momen ketika dia terkena asam lambung gegara telat makan. Namun, dia juga bisa mengatasi hal ini.

Dia mengaku sebenarnya memasang target finish pada Jumat, 16 Agustus 2024, atau sebelum cut-off time (COT) pada Sabtu, 17 Agustus 2024, pukul 17.30 WIB. Sayangnya, perkiraan itu meleset.

Pada Jumat, Hanan sampai di Jember dan ingin memaksakan diri untuk ke Banyuwangi, setidaknya finish pada Sabtu pagi. Akan tetapi, dia mengurungkan niat setelah menerima telepon dari pamannya untuk tidak terlalu terburu-buru.

“Om saya bilang buat apa finish Sabtu pagi karena pasti situasinya sepi karena ada upacara 17 Agustus. Saya memutuskan menginap di Jember malam itu. Baru Sabtu pagi mulai berangkat ke Banyuwangi,” tutur Hanan.

Sabtu pagi pukul 05.00 WIB, Hanan meninggalkan Jember dengan melewati tantangan Gumitir dengan rute berkelok dan menanjak. Dia sudah dalam kondisi lebih bugar dan tidak menemui kendala.

Dalam kondisi itu, dia mengaku sempat teringat sebelumnya bahwa ada momen untuk tidak menyelesaikan tantangan ini. Tapi, sejumlah faktor membuat motivasinya memuncak karena garis finish hanya berjarak sekitar 100 km saja.

Orang tuanya juga sudah berada di Banyuwangi untuk menyambut kedatangannya. Lalu, hari itu adalah 17 Agustus yang tentu menjadi hari penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ditambah, ini akan jadi sejarah baru dalam hidupnya.

Tepat pukul 10.18 WIB, Hanan akhirnya mencapai garis finish. Jalanan jadi lebih sepi karena kebanyakan orang mengikuti upacara. Dia merasakan suasana hari kemerdekaan dengan semakin menjamurnya bendera merah putih.

Hanan pun finish di bawah COT dengan catatan waktu 148 jam 48 menit, tepatnya 6 hari 4 jam 48 menit untuk menuntaskan Bentang Jawa. Ini jadi catatan sejarah baru buatnya mengingat tidak semua peserta finish di bawah COT.

Tak lupa, Hanan memakai jersey buatan SUB Jersey saat mencapai garis finish. Dia sendiri membawa dua jersey untuk menuntaskan ajang ini selama tujuh hari perjalanan.

“Begitu finis itu rasanya campur aduk. Tentu senang, bangga, dan lelah jadi satu. Orang tua sudah menyambut kedatangan saya. Saya sendiri puas bisa mendapat pengalaman hidup baru di Bentang Jawa ini,” tutur Hanan.

Hanan mengaku ketagihan mengikuti ultra cycling. Namun, dia untuk sementara akan fokus pada sekolahnya karena saat ini sudah kelas XII dan mempersiapkan kuliah. Tapi, untuk bersepeda jarak ratusan kilometer tentu bukan kendala buatnya.

Selamat, Hanan! Semoga sukses selalu di event berikutnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published