Marisa Oetomo: Tak Sangka Mampu Bersaing Dengan Para Atlet Muda
East Java Running Fest 2025 sukses memberi pengalaman yang berbeda bagi Marisa Oetomo. Untuk pertama kalinya triatlet asal Surabaya tersebut mengikuti lomba lari 10 km yang digeber di Pantai Boom Marina, Banyuwangi pada Minggu, 26 Januari kemarin.
Mengikuti event khusus lari seperti EJRF jelas diluar kebiasaan Marisa. Bisa dikatakan dirinya merupakan spesialis event ironman yang mempertandingkan tiga cabang olahraga sekaligus. Yakni berenang, bersepeda, serta berlari.
Bahkan ini menjadi pertama kalinya bagi Marisa pergi ke Banyuwangi untuk lomba lari. Biasanya ia ke Bumi Blambangan untuk event Banyuwangi Ijen Blue Fire KOM Challenge yang diprakarsai oleh Mainsepeda.
"Ternyata event lari itu praktis, banget. Nggak perlu bawa sepeda atau apa. Cukup bawa sepatu saja," ujar Marisa saat dihubungi SUB Jersey.
Brand ambassador SUB Jersey ini semakin antusias saat mengetahui bahwa peserta EJRF edisi perdana mencapai 1.200 orang. Otomatis persaingan dalam kategori women open yang diikutinya semakin ketat. Sehingga membuatnya tambah semangat.
"Baru pertama kali event start meriah sekali sampai ada kembang api. Biasanya hanya confetti saja. Ledakan kembang apinya memang bikin kaget, tetapi langsung memacu adrenalin saya," cerita ibu anak dua itu.
Benar saja. Marisa langsung ngebut sejak garis start. Meninggalkan peleton di belakangnya. Ia berada di barisan depan bersama para atlet profesional.
Kendati demikian, lajunya tidak selalu kencang lantaran Banyuwangi diguyur hujan semalam sebelum race berlangsung. Praktis membuatnya sedikit waspada. Jalanan menjadi licin dan ada kubangan air.
Namun, itu bukan hambatan berarti. Marisa tetap melaju kencang. Mencoba untuk bersaing dengan para atlet muda yang ikut kategori women open.
Marisa sanggup membuktikan umur hanyalah angka. Meski sudah berusia 40 tahun, ia sukses merebut podium dua kategori yang diikutinya.
"Ternyata juara pertama umurnya 22 tahun, sementara juara tiga umur 18 tahun. Okelah, ya, buat saya yang sudah umur 40 tahun ini masih bisa bersaing dengan mereka," katanya senang.
Pencapaian manis diawal tahun ini membuat Marisa meneguhkan hati untuk mengikuti semua seri EJRF 2025. Berkonsep tetralogy journey, EJRF masih akan hadir di Kediri, Madiun, dan puncaknya Banyuwangi. Marisa bertekad untuk mencoba yang terbaik. Siapa tahu poin yang dikumpulkannya bisa membawanya jadi juara umum EJRF tahun ini.