Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Pertama Gowes di Luar Negeri, Priscilia Gunawan Serasa Mirip Wonokitri

Pertama Gowes di Luar Negeri, Priscilia Gunawan Serasa Mirip Wonokitri

Cyclist Priscilia Gunawan baru saja menjalani pengalaman baru dalam sepanjang keikutsertaannya di event bersepeda. Dia baru rampung mengikuti Formosa 900, sebuah event touring merupakan salah satu kegiatan utama dalam Festival Wisata Bersepeda Taiwan.

Perempuan yang akrab disapa Priscil itu sebenarnya baru saja merampungkan event terakhir East Java Trilogy, yakni Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2024 yang diadakan pada 21 September 2024. Statusnya sebagai brand ambassador Liv membuatnya mendapat tawaran untuk mengikuti event ini.

“Saya dihubungi, mendapat undangan untuk ikut event ini. Setelah dipikir, langsung gas berangkat saja. Apalagi ini jadi pengalaman pertama saya gowes di luar negeri,” kata Priscil saat dihubungi SUB Jersey.

Ada dua cyclist asal Indonesia yang ambil bagian sebagai peserta. Selaian Priscil, ada Henny Sutanda. Total terdapat 12 cyclist perempuan yang berasal dari berbagai negara Asia datang sebagai peserta.

Event ini digelar selama empat hari pada Sabtu-Selasa (5-8 Oktober 2024). Setiap hari, para cyclist menempuh rute yang berbeda dimulai dari Taipei menuju Jiaoshi dengan jarak 80 km dan elevasi 1.500 m.

 

 

“Hari pertama acara pembukaan dari Taipei ke Jiaoshi masih nggak berat. Ya, rutenya mirip daerah Pandaan. Memasuki haru kedua sudah masuk ke area desa,” terang Priscil.

Di hari kedua, rute yang ditempuh sejauh 82 km dari Jiaoshi menuju Qilan dengan elevasi 2.500 m. Berikutnya, memasuki hari ketiga yakni dari Qilan menuju Lishan dengan jarak 80 km dan elevasi 3.000 m. 

“Hari ketiga ini sudah memasuki daerah pegunungan. View-nya seperti di Bromo, cuma bedanya nggak ada warung di sini. Kalau di Indonesia enak banyak warung. Tapi, akomodasi semuanya sudah disediakan kok,” ucap Priscil diiringi tawa.

Di hari terakhir, Selasa (8/10/2024), rutenya paling singkat yakni 40 km saja dari Lishan ke Wuling. Nah, hari terakhir ini yang membuat Priscil cukup terkesan karena suasananya mirip dengan jalur Wonokitri.

“Secara tantangan tetap lebih menantang Ijen yang lebih berat juga. Di sini juga sudah masuk musim hujan, jadi saat gowes kehujanan. Cuma bedanya kalau di sini tetap bersih. Meskipun berlumpur, waktu mancal wajahnya nggak sampai cemong,” ujar Priscil masih diiringi tawa.

Selama tiga hari pertama, Priscil mengenakan jersey Liv yang memang wajib dikenakannya saat bersepeda. Baru saat hari keempat, para peserta diberi kebebasan mengenakan jersey apapun yang dimiliki.

Kebetulan, Priscil sudah memesan jersey khusus kepada SUB Jersey sebelum berangkat ke Taiwan. Dia pun memakai jersey dengan warna dasar biru yang dihiasi dengan aksen batik untuk menggambarkan asalnya.

Dari sinilah, banyak yang menanyakan jersey yang dikenakannya. Jersey itu sukses mencuri perhatian karena secara desain membuatnya terlihat berbeda dibanding yang lain.

 

 

Apa yang dilakukan Priscil telah turut membawa SUB Jersey dikenal lebih luas lagi. Dia bersyukur mendapat pengalaman berharga kali pertama bersepeda di luar negeri sambil mengenakan jersey yang mengundang perhatian.

“Saya minta ke SUB untuk dibuatkan jersey yang Indonesia banget. Kalau bicara Indonesia, tentu identik sama batik. Dibuatkan itu, bahkan ada log Liv juga. Orang-orang pada tanya itu jersey apa karena bagus,” ucap Priscil.

Total, jarak sejauh 282 km ditempuhnya selama empat hari dalam event ini.

Sukses selalu, Ce Priscil!

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published