Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025: Penutup Dramatis untuk Trilogi KOM Jawa Timur

BANYUWANGI – Perhelatan akbar olahraga sepeda, Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025, sukses besar sekaligus menjadi penutup yang dramatis bagi rangkaian Mainsepeda Trilogy tahun ini. Setelah sempat mengalami penyesuaian jadwal—dari 20 September menjadi Sabtu, 27 September 2025—perubahan ini tak menyurutkan semangat para cyclist untuk menaklukkan salah satu rute tanjakan paling legendaris di Indonesia.
Ajang King of Mountain (KOM) ini secara resmi diikuti oleh 394 pesepeda yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air. Angka partisipasi ini membuktikan tingginya minat komunitas sepeda terhadap tantangan fisik dan view yang ditawarkan Ijen.
Tantangan utama dimulai dari start di pesisir ikonik Pantai Boom Marina. Melalui rute datar sepanjang 60 kilometer, para peserta beriringan sebelum memasuki "zona neraka" pendakian sepanjang 26,9 kilometer menuju Paltuding Ijen.
Rute total sejauh 86,9 kilometer ini didominasi oleh tanjakan ekstrem dengan total elevation gain mencapai nyaris 2.000 meter. Para pesepeda dihadapkan pada jalur-jalur curam yang dikenal dengan julukan lokal "Erek-Erek". Bagian tersulit berada di tengah lintasan, di mana gradien kemiringan tanjakan memaksa peserta berjuang keras hingga lebih dari 20 persen. Kemiringan brutal ini menguji batas maksimal kemampuan teknis dan daya tahan tubuh setiap partisipan.
Setelah melalui pertarungan yang sengit melawan gravitasi dan diri sendiri, Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025 menobatkan juaranya. Gelar King of Mountain (Raja Tanjakan) secara keseluruhan berhasil disabet oleh Aiman Cahyadi, yang menunjukkan dominasi di tanjakan ekstrem tersebut. Sementara itu, gelar Queen of Mountain (Ratu Tanjakan) jatuh kepada Risa Wijiyanti. Kemenangan ini secara sah menempatkan mereka sebagai salah satu climber terbaik di kancah nasional.
Kendati menguras energi hingga titik terakhir, rute menanjak Ijen menyajikan kompensasi pemandangan yang tak tertandingi, menawarkan visual yang indah. Para partisipan disuguhi panorama eksotis yang berganti-ganti di sepanjang rute: dimulai dari suasana pedesaan yang asri, melintasi hamparan perkebunan kopi dan cengkeh, hingga menembus wilayah hutan hujan tropis yang rimbun dengan pohon-pohon raksasa. Kehadiran kabut tipis yang sesekali turun menciptakan ilusi bertualang di lokasi terpencil yang sunyi, jauh dari polusi perkotaan.
Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM 2025 secara resmi mengakhiri rangkaian Mainsepeda Trilogy 2025, yang sebelumnya sukses menggelar dua event menanjak ikonik lainnya, Bromo KOM dan Kediri Dholo KOM. Trilogi ini kini telah menjadi barometer bagi para pesepeda climber di Indonesia.
Sebagai penutup sempurna, keesokan harinya, para cyclist berkesempatan mengikuti sesi Recovery Ride bersama Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC). Rute yang lebih rileks ini mengambil tempat di hutan trembesi yang terkenal eksotis, De Djawatan, memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendinginkan otot dan menikmati keindahan alam Banyuwangi tanpa tekanan kompetisi.