Persiapan Om Ray di Bentang Jawa, Pengen Bawa Mesin Cuci Tapi Dilarang
Raymond Siarta bakal menjajal pengalaman mengikuti event ultra-cycling Bentang Jawa 2024. Ini adalah pengalaman pertamanya di event tersebut. Namun, dia sudah berpengalaman mengikuti sejumlah event ultra-cycling.
Di antaranya adalah East Java Journey yang menggunakan rute hanya sekitar Jawa Timur. Lalu, Raymond juga berpengalaman dalam Unbound Gravel 100 mile yang digelar di Amerika Serikat dengan jarak ratusan kilometer.
Bentang Jawa akan digelar selama 6 hari 12 jam, tepatnya start pada Minggu, 11 Agustus 2024 pukul 05.00 WIB dan cut off time (COT) pada Sabtu, 17 Agustus 2024, pukul 17.30 WIB. Event ini menawarkan rute yang lebih menantang. Start di Pantai Carita, Banten, garis finish ada di Taman Blambangan, Banyuwangi.
Selama balapan, pesepeda berkesempatan merasakan sensasi menjelajahi berbagai kawasan indah di sisi selatan dan tengah Pulau Jawa; sepanjang pantai, rangkaian perbukitan, gunung, dan hutan di lima provinsi sepanjang jarak 1.500 KM dengan elevasi 16.000 meter, harus ditempuh dalam waktu kurang dari 156 jam.
“Tidak ada paksaan dari pihak manapun. Malah mereka baru tahu terakhir, saya ikut sendiri. Ya, pengen ikut saja. Bentang Jawa ini salah satu event ultra yang iconic di Indonesia. Kalau rute sebenarnya banyak. Saya tidak memikirkan pemandangan,” kata Raymond.
Pemandangan rute Bentang Jawa sebenarnya menjadi daya tarik dalam event ini. Peserta Bentang Jawa akan berangkat dari provinsi terbarat yaitu Banten, tepatnya di Pantai Carita menelusuri daerah pantai selatan Provinsi Banten, melewati tempat pariwisata Banten dan Jawa Barat yang terkenal, seperti Pantai Sawarna, Pelabuhan Ratu, dan Pangandaran.
Memasuki daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, pemandangan khas pesisir akan digantikan oleh pegunungan dan perbukitan yang hijau. Perbukitan Kretek dan Panggang menjanjikan tantangan sekaligus pemandangan yang luar biasa.
Jawa Timur sebagai rute pamungkas menyajikan klimaks dari segi tantangan dan pemandangan, hutan tua, sungai yang lebar dan deras, Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dan untaian yang silih berganti akan tersaji tanpa henti sebelum turunan panjang yang menyenangkan menuju Banyuwangi.
Berbekal pengalaman di EJJ dan Unbound, Raymond malah kepikiran untuk membawa mesin cuci. Sebab, ruten Bentang Jawa mencapai ribuan kilometer dengan waktu tempuh berhari-hari. Dia tentu perlu beberapa kali ganti kostum sepeda.
“Saya cuma bawa satu pasang. Yang dipakai satu, cadangannya satu. Itu saja sudah penuh. Kita tidak boleh bawa mesin cuci. Itu tidak enak. Coba bawa enak, bisa kering. Niatnya bawa mesin cuci, tapi tidak bisa,” canda Raymond.
Bentang Jawa sendiri kali pertama digelar pada 2021. Di edisi pertama, nama M. Dzaki Wardhana jadi pemenang kategori Male, lalu Citra Dewi Saraswati di kategori Female, serta Rezki Mulia Rahmat dan Sutiswan Ichan di kategori Pair.
Dzaki dan Citra kemudian masih memenangkan kategori yang sama di edisi 2022. Sedangkan kategori Pair jadi milik Mikhael Prastowo Yuliarso dan Trihadi Siswanto.
Berikutnya giliran Nika Pranata dan Whira Rahman keluar sebagai yang tercepat di kategori Pair pada 2023. Untuk Female jadi milik Anita Fiutami di tahun yang sama.
Terakhir, ada Boru McCullagh yang sukses memenangkan kategori Male pada edisi 2023. Cyclist asal Inggris itu memecah rekor tercepat di Bentang Jawa dengan finish selama 3 hari 12 jam 59 menit di event ini.
Pria yang juga merupakan brand ambassador SUB Jersey itu mengaku tak punya target khusus. Dia hanya ingin finish sebelum COT atau dalam waktu kurang dari 156 jam alias 6 hari 12 jama saja.
“Targetnya pokoknya finish. Semoga di bawah COT. Kalau dua hari pakai helikopter itu, bukan pakai sepeda,” tuturnya sambil tertawa.
Kini tersisa waktu hanya sekitar dua hari saja untuk persiapan. Raymond berharap bisa mendapat bantuan dari warga sekitar yang rutenya dilewati oleh peserta Bentang Jawa.
“Selamat untuk semua peserta dan panitia. Terima kasih karena kepoan Anda, kita seperti ditemani. Yang ketemu di jalan kalau bisa nyapa. Kalau bisa ngasih makan, ya lebih baik. Tapi, akan sulit kita untuk berhenti. Tapi, nanti jangan ngasih makanan dalam bentuk infus,” ungkapnya masih dengan nada bercanda.
Semoga targetnya bisa tercapai. Semangat, Om Ray!