Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Pit2Eat, Komunitas Sepeda Budayakan No Bully No Kasta

Pit2Eat, Komunitas Sepeda Budayakan No Bully No Kasta

Pit2Eat baru akan berusia empat tahun. Komunitas sepeda yang berbasis di Semarang ini berdiri pada 23 September 2020 di tengah pandemi COVID-19. Namun, mereka sudah memiliki prinsip dasar yang wajib dipegang oleh anggotanya: No Bully, No Kasta Sepeda.

Found Pit2Eat, Budi Permana, menyebutkan bahwa prinsip itu telah dipahami oleh anggotanya. Mereka merespons kemunculan fenomena dalam pegiat sepeda yang biasanya cenderung melakukan bullying terhadap anggota baru.

Lalu, ada pula komunitas yang hanya mensyaratkan anggotanya memakai sepeda impor merek tertentu atau harga tertentu. Pit2Eat berusaha untuk mengurangi sikap diskriminasi, terutama bagi anggota baru yang baru menjadikan bersepeda sebagai hobinya.

“Mungkin beberapa pesepeda lama itu niatnya memotivasi, tapi kadang jatuhnya mem-bully. Nah, kami tidak menginginkan itu. Kalau memotivasi, ya motivasi saja. Anggota baru harus mendapat dukungan,” kata Kuang, sapaan akrab Budi Permana.

Sejarah Pit2Eat sendiri lahir karena para anggotanya mulai jadi penghobi sepeda di tengah pandemi COVID-19. Sesuai namanya, secara harfiah berarti bersepeda untuk makan. Kegiatan bersepeda mulanya memang dilakukan untuk acara makan-makan.

 

 

Seiring berjalannya waktu, anggota Pit2Eat mulai serius menekuni hobi bersepeda. Para anggota awalnya menggunakan sepeda lipat (seli), tapi kemudian beralih ke road bike.

Nah, dari situlah, Kuang merangkul para pecinta sepeda Semarang untuk bisa gowes bersama. Anggotanya pun tidak hanya mereka yang memiliki road bike, tapi juga seli maupun MTB (mountain bike) hybrid.

“Mau pakai road bike, silakan. Mau pakai seli, juga monggo. Kami sangat terbuka. Yang penting dalam komunitas itu kami memiliki konsep dan visi yang nyambung, baru bisa berkumpul,” imbuh Kuang.

PIT2EAT selalu mencoba menjalin keakraban dengan komunitas sepeda di Semarang. Makanya komunitas-komunitas sepeda yang ada di Semarang dikenal sangat guyub. Dalam sebulan minimal dua kali gowes bareng. Dan selalu gantian untuk jadi road captain. Aktivitas ini dinamakan Semarang Collaboride.

Pit2Eat memiliki jadwal rutin setiap harinya. Selasa jadi waktunya speed training di bawah arahan pelatih. Lalu, hari Rabu mereka menjalani easy ride. Kamis, mereka waktunya power training atau climb. Hari Jumat, mereka biasanya berkolaborasi dengan komunitas lain.

Pit2Eat masih rutin menggelar sepeda bersama setiap Sabtu dengan memanfaatkan rute di Kota Semarang yang menawarkan elevasi cukup menantang dengan medium ride. Pada hari Minggu, ada sesi long ride yang dilakukan dua pekan sekali. 

 

 

“Segmen kami adalah penghobi, gowes damai, namun bukan mau menjadi atlet pro. Kami punya pelatih mantan atlet supaya bersepeda road bike dengan baik dan benar, bisa mengikuti tanpa tertinggal,” ungkap Kuang.

Dengan karakter komunitas yang terbuka, Pit2Eat memiliki sebanyak 20-an anggota aktif. Latar belakangnya pun beragam dari berbagai pekerjaan, yang paling banyak adalah pekerja kantoran.

“Usia termuda itu ada yang 23 tahun, kalau paling tua ada 62 tahun. Yang paling banyak tentu sekitar 30-45 tahun. Tapi, pada prinsipnya, kami terbuka untuk semua suai. Yang penting bisa bersepeda bareng,” tutur Kuang.

SUB Jersey juga ambil bagian dari berbagai kegiatan Pit2Eat. Jersey komunitas mereka merupakan hasil kolaborasi dengan SUB Jersey dengan desain yang apik dan bahan yang nyaman memudahkan pengguna saat bersepeda.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published