Sudah Tempuh 5.300 Km, Dzaki lebih memilih gowes santai untuk memastikan finish di TABR
Perjuangan Dzaki Wardana menuntaskan tantangan Trans AM Bike Race 2023 di Amerika Serikat patut diacungi jempol. Meski baru pertama kali turun dalam ultra cycling race tidak lantas membuatnya mudah menyerah. Sebaliknya cyclist asal Tangerang ini membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing dalam ajang balap sepeda dengan rute terjauh di dunia tersebut.
Setelah sepekan dihantam badai cobaan, mulai dari hujan es, angin kencang, suhu mencapai 1°C, hingga tanjakan 3500 meter saat melintasi Colorado, kini Dzaki sudah lebih mampu beradaptasi dengan cuaca di Amerika. Tubuhnya lebih fit setelah sebelumnya sempat drop karena gempuran hujan dan badai yang tanpa henti.
Dzaki bahkan sanggup merangsek ke peringkat 6 klasemen posisi pebalap. Itu terjadi pada hari ke-12 usai balapan dimulai 4 Juni lalu. Sebelumnya ia sempat berada di posisi ke-12 klasemen dari total 30 peserta. Pastinya ini menjadi kabar gembira. Walau berangkat dengan modal nekat karena sama sekali tak tahu medan yang akan dihadapi, namun, ia sanggup bertahan sampai sekarang.
Dzaki berpeluang besar menembus lima besar klasemen. Terbaru ia hanya berjarak 10 kilometer saja dari cyclist Andrew Backer yang berada di depannya. Per 21 Juni, Dzaki telah menempuh jarak 3.310 mil atau 5.327 kilometer. Total jarak TABR ialah 6.720 kilometer. Artinya kurang 1.393 kilometer lagi bagi Dzaki untuk mengibarkan Sang Merah Putih di garis finis.
Diprediksi brand ambassador SUB Jersey tersebut bisa menyelesaikan balapan TABR dalam rentang waktu 5 hari ke depan. Asalkan Dzaki konsisten menempuh jarak sekitar 300 kilometer atau lebih dalam sehari. Jika hal tersebut dilakukannya, maka ia bakal selesai dalam waktu 24 hari. Lebih cepat tiga hari dari target 27 hari yang sempat dicanangkannya. Cut of time (COT) TABR 2023 sendiri ialah 30 hari.
Kendati demikian, perjalanan Dzaki tidak selalu mulus. Pada Rabu (21/6) ia hanya mampu gowes 210 kilometer dengan elevasi gain 2000 dan memutuskan untuk menginap di Lincoln Lodge. Cyclist 35 tahun tersebut tidak cukup energi untuk melanjutkan balapan. Hal itu disebabkan Dzaki kurang tidur.
Sehari sebelumnya, Selasa (20/6), Dzaki memang baru istirahat lewat tengah malam. Hanya empat jam saja sebelum ia mulai gowes lagi pukul 07.00 keesokan harinya. Hari itu memang hari yang panjang baginya, sebab, Dzaki harus mengejar agar jangan sampai ketinggalan kapal untuk menyeberangi Sungai Ohio. Jadi wajar saja kalau pada akhirnya ia kelelahan saat sudah sampai penginapan yang berada di kota Sebree, Kentucky.
"Ngantuk sekali bawaannya. Pantat juga mulai sakit. Istirahat dulu agak panjang, besok pagi banget mulai lagi," ucap Dzaki.
Bagi Dzaki penting sekali untuk mengambil waktu istirahat lebih panjang jika tubuh memang sudah tidak bisa lagi dipaksa bersepeda. Sabar adalah kunci untuk menuntaskan TABR.
Dzaki masuk penginapan Lincoln Lodge pukul 19.30 waktu setempat. Ia berencana untuk istirahat selama 10 jam. Lalu kembali ke lintasan pukul 04.00 pagi.
"Saya pilih istirahat daripada penyok. Misi utama adalah finis bukan balapan dengan peserta lain," tegasnya.
Setelah sepekan dihantam badai cobaan, mulai dari hujan es, angin kencang, suhu mencapai 1°C, hingga tanjakan 3500 meter saat melintasi Colorado, kini Dzaki sudah lebih mampu beradaptasi dengan cuaca di Amerika. Tubuhnya lebih fit setelah sebelumnya sempat drop karena gempuran hujan dan badai yang tanpa henti.
Dzaki bahkan sanggup merangsek ke peringkat 6 klasemen posisi pebalap. Itu terjadi pada hari ke-12 usai balapan dimulai 4 Juni lalu. Sebelumnya ia sempat berada di posisi ke-12 klasemen dari total 30 peserta. Pastinya ini menjadi kabar gembira. Walau berangkat dengan modal nekat karena sama sekali tak tahu medan yang akan dihadapi, namun, ia sanggup bertahan sampai sekarang.
Dzaki berpeluang besar menembus lima besar klasemen. Terbaru ia hanya berjarak 10 kilometer saja dari cyclist Andrew Backer yang berada di depannya. Per 21 Juni, Dzaki telah menempuh jarak 3.310 mil atau 5.327 kilometer. Total jarak TABR ialah 6.720 kilometer. Artinya kurang 1.393 kilometer lagi bagi Dzaki untuk mengibarkan Sang Merah Putih di garis finis.
Diprediksi brand ambassador SUB Jersey tersebut bisa menyelesaikan balapan TABR dalam rentang waktu 5 hari ke depan. Asalkan Dzaki konsisten menempuh jarak sekitar 300 kilometer atau lebih dalam sehari. Jika hal tersebut dilakukannya, maka ia bakal selesai dalam waktu 24 hari. Lebih cepat tiga hari dari target 27 hari yang sempat dicanangkannya. Cut of time (COT) TABR 2023 sendiri ialah 30 hari.
Kendati demikian, perjalanan Dzaki tidak selalu mulus. Pada Rabu (21/6) ia hanya mampu gowes 210 kilometer dengan elevasi gain 2000 dan memutuskan untuk menginap di Lincoln Lodge. Cyclist 35 tahun tersebut tidak cukup energi untuk melanjutkan balapan. Hal itu disebabkan Dzaki kurang tidur.
Sehari sebelumnya, Selasa (20/6), Dzaki memang baru istirahat lewat tengah malam. Hanya empat jam saja sebelum ia mulai gowes lagi pukul 07.00 keesokan harinya. Hari itu memang hari yang panjang baginya, sebab, Dzaki harus mengejar agar jangan sampai ketinggalan kapal untuk menyeberangi Sungai Ohio. Jadi wajar saja kalau pada akhirnya ia kelelahan saat sudah sampai penginapan yang berada di kota Sebree, Kentucky.
"Ngantuk sekali bawaannya. Pantat juga mulai sakit. Istirahat dulu agak panjang, besok pagi banget mulai lagi," ucap Dzaki.
Bagi Dzaki penting sekali untuk mengambil waktu istirahat lebih panjang jika tubuh memang sudah tidak bisa lagi dipaksa bersepeda. Sabar adalah kunci untuk menuntaskan TABR.
Dzaki masuk penginapan Lincoln Lodge pukul 19.30 waktu setempat. Ia berencana untuk istirahat selama 10 jam. Lalu kembali ke lintasan pukul 04.00 pagi.
"Saya pilih istirahat daripada penyok. Misi utama adalah finis bukan balapan dengan peserta lain," tegasnya.