Pedes Cycling Club - Pemburu Tanjakan 'Pedes' Asal Sidoarjo
Ada yang istimewa dalam lawatan Pedes Cycling Club ke Daerah Istimewa Yogyakarta pekan lalu, tepatnya Sabtu (17/6). Komunitas sepeda asal Sidoarjo tersebut tampil mencolok dalam balutan jersey warna hijau dengan garis putih di area dada. Ini bukan sembarang jersey, melainkan jersey khusus yang dinamai 'Day and Night'.
Bukan tanpa alasan mengapa jersey yang dibuat oleh SUB Jersey itu dinamakan demikian. Pentolan Pedes CC, David Santoso, mengungkapkan bahwa jersey ini bisa menyala ketika gelap. Mereka sengaja membuatnya seperti itu demi gowes 315 kilometer ke Yogykarta.
"Perjalanan ke Yogyakarta pasti sampai malam, jadi kami harus mengenakan sesuatu untuk memastikan keamanan. Makanya dibuatlah jersey Day and Night ini," ucap David saat dihubungi SUB Jersey.
Pedes memang menempuh perjalanan panjang menuju Kota Gudeg tersebut. Touring luar kota sudah jadi agenda wajib bagi mereka. Petualangan Pedes dimulai dari Sidoarjo melewati Mojokerto hingga lanjut ke Kertosono. Dari sana mereka mengambil rute arah Ngawi. Masuk Jawa Tengah melintasi Sragen kemudian Solo. Mereka sampai di Yogyakarta ketika hari sudah gelap.
Sejak terbentuk pada 2021 silam, Pedes selalu setia mengenakan SUB Jersey dalam setiap petualangan. Klub yang beranggotakan 21 orang itu tak pernah pindah ke lain hati. Terhitung sudah tiga kali Pedes membuat jersey khusus di SUB.
"SUB paling enak dan nyaman. Ketika kami coba komunikasi dengan pihak custom ternyata bisa desain seperti yang kami mau. Itu yang bikin cocok, apalagi tanpa minimum quantity," kata David.
Pedes sendiri merupakan komunitas yang lahir kala pandemi covid-19 melanda dunia. Tidak ada tanggal pasti kapan mereka membentuk kelompok sepeda ini. Sebab, pertemuan mereka berawal dari ketidaksengajaan. Saat semua fasilitas olahraga tutup, satu-satunya yang bisa mereka lakukan ialah bersepeda.
Saat itu David dan kawan-kawan sering bertemu di jalan. Hal itu dikarenakan rata-rata anggota Pedes tinggal di area perumahan yang sama. Intensitas pertemuan yang tinggi membuat mereka akhirnya memutuskan untuk membuat group chat. Dari sanalah disepakati untuk menamakan komunitas mereka dengan nama Pedes.
"Kenapa Pedes? Karena kami senang tanjakan yang pedes-pedes," kelakar David. "Semua sudah kami coba. Mulai dari Bromo, ke Lava View, Jemplang. Pokoknya tanjakan-tanjakan yang ada kami coba semua," lanjutnya.
Biasanya Pedes akan mencari tanjakan-tanjakan menyiksa setiap Sabtu. Itu adalah waktu khusus untuk gowes luar kota dengan jarak yang lumayan panjang. Nongkojajar jadi destinasi favorit Pedes. Sedangkan setiap Rabu mereka hanya akan gowes santai di sekitar Sidoarjo. Biasanya Pedes suka bersepeda ke arah Surya Tretes dan Masjid Muhammad Cheng Ho di Pandaan.
Seperti komunitas sepeda lainnya, Pedes juga selalu menjadwalkan touring luar kota. Gowes dari Sidoarjo ke Bali pernah mereka lakoni, dilanjut dengan ngeloop di Pulau Dewata juga sudah dicoba Pedes. Sebelum ke Yogyakarta pekan lalu, mereka lebih dulu menjajal trek dari Sidoarjo ke Solo.
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Pedes bakal gowes bertajuk Three Islands pada 17 Agustus mendatang. Rencananya mereka akan berangkat dari Sidoarjo menuju Bali, lalu dilanjut dengan menyebrang Lombok.
Bukan tanpa alasan mengapa jersey yang dibuat oleh SUB Jersey itu dinamakan demikian. Pentolan Pedes CC, David Santoso, mengungkapkan bahwa jersey ini bisa menyala ketika gelap. Mereka sengaja membuatnya seperti itu demi gowes 315 kilometer ke Yogykarta.
"Perjalanan ke Yogyakarta pasti sampai malam, jadi kami harus mengenakan sesuatu untuk memastikan keamanan. Makanya dibuatlah jersey Day and Night ini," ucap David saat dihubungi SUB Jersey.
Pedes memang menempuh perjalanan panjang menuju Kota Gudeg tersebut. Touring luar kota sudah jadi agenda wajib bagi mereka. Petualangan Pedes dimulai dari Sidoarjo melewati Mojokerto hingga lanjut ke Kertosono. Dari sana mereka mengambil rute arah Ngawi. Masuk Jawa Tengah melintasi Sragen kemudian Solo. Mereka sampai di Yogyakarta ketika hari sudah gelap.
Sejak terbentuk pada 2021 silam, Pedes selalu setia mengenakan SUB Jersey dalam setiap petualangan. Klub yang beranggotakan 21 orang itu tak pernah pindah ke lain hati. Terhitung sudah tiga kali Pedes membuat jersey khusus di SUB.
"SUB paling enak dan nyaman. Ketika kami coba komunikasi dengan pihak custom ternyata bisa desain seperti yang kami mau. Itu yang bikin cocok, apalagi tanpa minimum quantity," kata David.
Pedes sendiri merupakan komunitas yang lahir kala pandemi covid-19 melanda dunia. Tidak ada tanggal pasti kapan mereka membentuk kelompok sepeda ini. Sebab, pertemuan mereka berawal dari ketidaksengajaan. Saat semua fasilitas olahraga tutup, satu-satunya yang bisa mereka lakukan ialah bersepeda.
Saat itu David dan kawan-kawan sering bertemu di jalan. Hal itu dikarenakan rata-rata anggota Pedes tinggal di area perumahan yang sama. Intensitas pertemuan yang tinggi membuat mereka akhirnya memutuskan untuk membuat group chat. Dari sanalah disepakati untuk menamakan komunitas mereka dengan nama Pedes.
"Kenapa Pedes? Karena kami senang tanjakan yang pedes-pedes," kelakar David. "Semua sudah kami coba. Mulai dari Bromo, ke Lava View, Jemplang. Pokoknya tanjakan-tanjakan yang ada kami coba semua," lanjutnya.
Biasanya Pedes akan mencari tanjakan-tanjakan menyiksa setiap Sabtu. Itu adalah waktu khusus untuk gowes luar kota dengan jarak yang lumayan panjang. Nongkojajar jadi destinasi favorit Pedes. Sedangkan setiap Rabu mereka hanya akan gowes santai di sekitar Sidoarjo. Biasanya Pedes suka bersepeda ke arah Surya Tretes dan Masjid Muhammad Cheng Ho di Pandaan.
Seperti komunitas sepeda lainnya, Pedes juga selalu menjadwalkan touring luar kota. Gowes dari Sidoarjo ke Bali pernah mereka lakoni, dilanjut dengan ngeloop di Pulau Dewata juga sudah dicoba Pedes. Sebelum ke Yogyakarta pekan lalu, mereka lebih dulu menjajal trek dari Sidoarjo ke Solo.
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Pedes bakal gowes bertajuk Three Islands pada 17 Agustus mendatang. Rencananya mereka akan berangkat dari Sidoarjo menuju Bali, lalu dilanjut dengan menyebrang Lombok.
Aang Irawan -
Wow, sangat mengagumkan! Pedes Cycling Club benar-benar memukau dengan jersey ‘Day and Night’ mereka yang inovatif. Perjalanan yang mereka lakukan ke Yogyakarta tidak hanya tentang petualangan sepeda yang epik, tetapi juga tentang keselamatan dan kreativitas dalam menghadapi tantangan. Sungguh inspiratif melihat komitmen dan semangat dari klub ini, serta dedikasi mereka untuk menjelajahi tanjakan-tanjakan yang menantang setiap minggunya. Terima kasih telah berbagi cerita ini, semoga petualangan mendatang mereka terus menyinari dunia sepeda! 🚴♂️🌟