Bera Cycling Club - Klub Asal Tangerang Spesialis Bikin Acara
Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Bera Cycling Club resmi merilis jersey terbarunya pada Minggu (2/7) lalu. Tour de Baduy sengaja dipilih sebagai momentum peluncuran jersey volum ketujuh itu.
Klub sepeda yang bermarkas di Mozia BSD, Tangerang tersebut tampil mencolok dalam balutan jersey terbaru mereka. Warna pink, kuning, biru, ungu, merah, dan hijau semua ada dalam satu jersey. Bera memang sengaja mendesain jersey nomor tujuh dengan warna-warna ngejreng. Ternyata ada makna di baliknya.
“Sebelum ini kami sudah punya enam jersey pendahulunya. Kami ingin mencoba menyatukan semua warna jersey terdahulu pada jersey yang sekarang. Makanya agak ramai warnanya,” ucap Ferry Lie, co-founder Bera CC.
Untuk jersey ketujuh ini, Bera mempercayakan pada SUB Jersey. Ferry cs terinspirasi dari klub-klub lain di area DKI Jakarta yang sudah lebih dulu membuat custom jersey pada SUB. Selain itu, sehari-hari mereka juga sering gowes mengenakan jersey retail dari SUB. Sehingga tidak ragu akan kenyamanan dan kualitas yang dimiliki SUB Jersey. Meskipun awalnya Bera hanya ingin membuat jersey running.
Sekarang klub ini tidak hanya fokus bersepeda saja. Para membernya menyukai berbagai olahraga, mulai dari lari, tenis, hingga basket. Makanya nama Bera Cycling Club lama-lama beralih menjadi Bera Family.
“Tapi akhirnya kepikiran kenapa nggak sekalian buat jersey cycling juga dengan tema yang sama seperti jersey running. SUB ‘kan terkenal di kalangan pegowes Indonesia. Secara material dan cutting oke,” tutur Erry Sutisna, salah satu pengurus Bera.
Bera sendiri merupakan klub yang eksis sejak pandemi covid-19 melanda dunia. Berawal dari sering ketemu dan ngobrol ketika ngeloop di Mozia, akhirnya mereka memutuskan membentuk sebuah klub sepeda. Kala itu, diakui Ferry, tidak mudah bagi Bera untuk bersepeda dengan leluasa.
Segala pembatasan ketat soal covid sempat membuat mereka bersepeda dalam grup-grup kecil berisi tiga hingga lima orang. Supaya tidak mencolok, mereka juga dilarang mengenakan jersey klub. Namun, seiring dengan berjalannya waktu Bera tumbuh semakin besar. Kini Bera memiliki member aktif sekitar 80 orang.
Setiap hari mereka pasti akan gowes di sekitar area Mozia. “Sudah nggak lagi bikin absen, karena, kami pasti kumpul di tempat yang sama pada jam yang sama setiap hari,” kata Ferry.
Bera terkenal sebagai klub yang suka bikin banyak acara. Hampir setiap bulan mereka akan mengadakan acara bagi para member. Untuk Juli tahun ini saja ada tiga event yang diadakan Bera. Setelah Tour de Baduy, Bera rencananya bakal membuat kejuaraan duathlon dan Team Time Trial. Ini kejuaraan khusus bagi para member.
“Harapan kami bisa mendorong semua member untuk ikut ambil bagian. Acara kami club friendly, banyak bercandanya, yang penting kumpulnya,” ungkap Erry.
Kadang agar lebih meriah, Bera juga mengundang klub lain untuk ikut dalam kejuaraan yang mereka adakan. Selalu seru, sebab, semua tim dibagi secara seimbang. Yang paling kuat akan dijadikan satu dengan yang paling lemah sehingga kekuatan cukup merata. Menurut Ferry dan Erry, cara itu selalu sukses menarik minat member untuk ikut.
“Kalau lebaran kami suka mengadakan bakti sosial di sekitar Mozia. Biasanya kami tujukan untuk petugas kebersihan, petugas keamanan, dan lain-lain. Jadi banyak sekali acara di Bera ini,” jelas Ferry.
Klub sepeda yang bermarkas di Mozia BSD, Tangerang tersebut tampil mencolok dalam balutan jersey terbaru mereka. Warna pink, kuning, biru, ungu, merah, dan hijau semua ada dalam satu jersey. Bera memang sengaja mendesain jersey nomor tujuh dengan warna-warna ngejreng. Ternyata ada makna di baliknya.
“Sebelum ini kami sudah punya enam jersey pendahulunya. Kami ingin mencoba menyatukan semua warna jersey terdahulu pada jersey yang sekarang. Makanya agak ramai warnanya,” ucap Ferry Lie, co-founder Bera CC.
Untuk jersey ketujuh ini, Bera mempercayakan pada SUB Jersey. Ferry cs terinspirasi dari klub-klub lain di area DKI Jakarta yang sudah lebih dulu membuat custom jersey pada SUB. Selain itu, sehari-hari mereka juga sering gowes mengenakan jersey retail dari SUB. Sehingga tidak ragu akan kenyamanan dan kualitas yang dimiliki SUB Jersey. Meskipun awalnya Bera hanya ingin membuat jersey running.
Sekarang klub ini tidak hanya fokus bersepeda saja. Para membernya menyukai berbagai olahraga, mulai dari lari, tenis, hingga basket. Makanya nama Bera Cycling Club lama-lama beralih menjadi Bera Family.
“Tapi akhirnya kepikiran kenapa nggak sekalian buat jersey cycling juga dengan tema yang sama seperti jersey running. SUB ‘kan terkenal di kalangan pegowes Indonesia. Secara material dan cutting oke,” tutur Erry Sutisna, salah satu pengurus Bera.
Bera sendiri merupakan klub yang eksis sejak pandemi covid-19 melanda dunia. Berawal dari sering ketemu dan ngobrol ketika ngeloop di Mozia, akhirnya mereka memutuskan membentuk sebuah klub sepeda. Kala itu, diakui Ferry, tidak mudah bagi Bera untuk bersepeda dengan leluasa.
Segala pembatasan ketat soal covid sempat membuat mereka bersepeda dalam grup-grup kecil berisi tiga hingga lima orang. Supaya tidak mencolok, mereka juga dilarang mengenakan jersey klub. Namun, seiring dengan berjalannya waktu Bera tumbuh semakin besar. Kini Bera memiliki member aktif sekitar 80 orang.
Setiap hari mereka pasti akan gowes di sekitar area Mozia. “Sudah nggak lagi bikin absen, karena, kami pasti kumpul di tempat yang sama pada jam yang sama setiap hari,” kata Ferry.
Bera terkenal sebagai klub yang suka bikin banyak acara. Hampir setiap bulan mereka akan mengadakan acara bagi para member. Untuk Juli tahun ini saja ada tiga event yang diadakan Bera. Setelah Tour de Baduy, Bera rencananya bakal membuat kejuaraan duathlon dan Team Time Trial. Ini kejuaraan khusus bagi para member.
“Harapan kami bisa mendorong semua member untuk ikut ambil bagian. Acara kami club friendly, banyak bercandanya, yang penting kumpulnya,” ungkap Erry.
Kadang agar lebih meriah, Bera juga mengundang klub lain untuk ikut dalam kejuaraan yang mereka adakan. Selalu seru, sebab, semua tim dibagi secara seimbang. Yang paling kuat akan dijadikan satu dengan yang paling lemah sehingga kekuatan cukup merata. Menurut Ferry dan Erry, cara itu selalu sukses menarik minat member untuk ikut.
“Kalau lebaran kami suka mengadakan bakti sosial di sekitar Mozia. Biasanya kami tujukan untuk petugas kebersihan, petugas keamanan, dan lain-lain. Jadi banyak sekali acara di Bera ini,” jelas Ferry.