Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Bernard Van Aert Berbagi Pengalaman Olimpiade 2024, Gagal Medali Tapi Sukses Curi Ilmu

Bernard Van Aert Berbagi Pengalaman Olimpiade 2024, Gagal Medali Tapi Sukses Curi Ilmu

Tak ada medali yang didapat kontingen Indonesia dalam cabor balap sepeda di Olimpiade 2024 Paris. Tapi, ada satu hal yang menarik dicatatkan oleh Bernard Benyamin Van Aert yang jadi satu-satunya pebalap sepeda di ajang olahraga bergengsi dunia itu.

Bernard tampil dalam balap sepeda track pada nomor Men's Omnium pada Kamis malam (WIB), 8 Agustus 2024, di Vélodrome National de Saint-Quentin-en-Yvelines. Dia mampu masuk 20 besar di point race dan itu mencatatkan sejarah baru.

Balap sepeda track nomor omnium merupakan kompetisi yang terdiri empat disiplin balapan berbeda. Yakni Scratch Race, Tempo Race, Elimination Race, dan Points Race. Setiap disiplin balapan terdapat perhitungan poin. Dan penentuan peraih medali emas melalui akumulasi poin dari empat disiplin balapan itu. 

“Ini pengalaman berharga, race yang saya impikan selama jadi atlet di event tertinggi sekelas Olimpiade bersama pebalap yang saya idolakan. Banyak pengalaman dan masukan yang harus saya perbarui dan perbaiki lagi untuk race-race selanjutnya. Untuk mendapat medali memang saya belum waktunya karena musuh-musuhnya sudah langganan di Olimpiade,” kata Bernard Van Aert saat dihubungi SUB Jersey.

Scratch Race jadi sesi pembuka. Pemenangnya ialah pembalap yang melintasi garis finis pertama usai melalui jarak yang ditentukan. Sedangkan, Tempo Race merupakan balapan dimana setelah lap kelima akan memberikan poin kepada pembalap pertama yang melintasi garis finis di tiap lap. Pemenang adalah pembalap dengan poin terbanyak di akhir balapan.

Sesi ketiga Elimination Race, menjadi sesi paling menegangkan. Balapan ini akan mengeliminasi pembalap terakhir yang melintasi garis finis pada setiap lap. Penentuan pemenangnya ialah pembalap yang bertahan hingga akhir.

Sementara itu, Point Race akan menjadi balapan terakhir. Pembalap memperoleh poin berdasarkan posisi mereka di sprint yang dilakukan pada interval tertentu, biasanya setiap 10 lap.

Pada Scratch Race, Bernard mengoleksi 6 poin. Dia lalu mendapatkan dua poin pada Tempo Race, dan satu poin di elimination race. Sementara pada point race, Bernard tampil kurang baik sehingga mendapat poin minus 40. Jadi total poin pembalap berusia 27 tahun tersebut minus 31 poin.

 

 

Adapun medali emas menjadi milik pembalap tuan rumah Perancis, Benjamin Thomas dengan 164 poin. Adapun medali perak menjadi milik Iuri Leitao (Portugal) dan Fabio Van den Bossche (Belgia) meraih medali perunggu.

Bernard Van Aert sebenarnya berpengalaman di sejumlah event lain. Di antaranya adalah meraih perak di nomor omnium di UCI Track Cycling Nations Cup 2022. Dia juga pernah meraih medali perak di Asian Championship 2024.

Lolosnya Bernard ke Prancis sudah jadi prestasi tersendiri. Dalam 20 tahun terakhir, belum pernah ada pembalap Indonesia yang menembus Olimpiade. Atlet balap sepeda disiplin track terakhir yang lolos adalah Santia Tri Kusuma pada Olimpiade 2004. 

Namun, sensasi balap sepeda di Olimpiade tentu saja berbeda. Dia merasakan semangat lebih besar bersaing dengan para pebalap sepeda kelas dunia.

“Gengsinya tentu jauh berbeda menurut saya. Kualitas balapan juga euforia dan persiapan juga, pasti berbeda. Untuk menuju Olimpiade saja sudah sangat berat mendapatkan tiket balapan di sana,” ungkap pebalap sepeda berusia 26 tahun itu.

Olimpiade ini jadi kesempatan Bernard untuk berjumpa dengan pesaingnya yang merupakan pebalap sepeda kelas dunia. Dia mengaku sempat saling sapa dengan para peraih medali seperti Benjamin Thomas dan Iuri Leitao.

“Ya saya sempat say hello dan senyum-senyum. Sekarang mereka notice sama tim Indonesia. Kalau dulu masih dicuekin karena masih baru. Wajar sih, mereka pebalap hebat. Makin ke sini sudah saling sapa,” tutur atlet kelahiran Singkawang tersebut.

 

Olimpiade 2024 juga jadi momen penting buatnya untuk mencuri ilmu dari pebalap sepeda lain. Meski gagal meraih medali, pengalaman di ajang sekelas Olimpiade tentu akan memompa semangatnya membawa nama Indonesia lagi.

“Ada yang dari Portugal (Iuri Leitao) itu juga dulu saya sempat ngobrol. Memang kami cukup kenal dekat. Waktu lolos Olimpiade ini juga dia ngasih ucapan selamat. Ini jadi motivasi untuk ajang-ajang selanjutnya supaya saya bisa meraih prestasi lagi,” ucapnya.

Tetap semangat, Bernard! Semoga bisa mengukir prestasi gemilang di ajang berikutnya.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published