Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Hai Van Pass, Destinasi Gowes di Vietnam yang Sayang Untuk Dilewatkan

Hai Van Pass, Destinasi Gowes di Vietnam yang Sayang Untuk Dilewatkan
Marisa Oetomo: Terpukau Keindahan Hai Van Pass

Hai Van Pass sukses meninggalkan kesan manis bagi Marisa Oetomo. Brand ambassador SUB Jersey ini baru saja berkesempatan menjajal rute pegunungan dengan pemandangan pantai cantik kota Da Nang yang digadang-gadang sebagai jalur terindah di dunia. Julukan tersebut tampaknya bukan isapan jempol semata. Goweser asal Surabaya ini mengaku terpukau dengan keindahannya.

"Jalannya benar-benar bagus. Sudah lebar, halus lagi. Baru kali ini saya dapat pengalaman bersepeda seperti itu," ungkapnya saat dihubungi SUB Jersey.

Perempuan 38 tahun ini bercerita awalnya ia tidak tahu-menahu soal Hai Van Pass. Marisa baru mendapat informasi tentang rute ini setelah menghubungi komunitas sepeda bernama Velo Vietnam. Itu dilakukannya sekitar sebulan sebelum keberangkatan ke Negeri Naga Biru.

Ya, kedatangan Marisa ke kota Da Nang memang berbeda. Jika yang lainnya hendak mengikuti Ironman 70.3 Vietnam, tidak demikian dengannya. Perempuan berambut panjang ini terpaksa absen dari ajang triathlon paling bergengsi di dunia tersebut. Pergelangan kakinya baru saja terkilir. Ia enggan menyiksa diri untuk menghadapi tantangan olahraga ekstrem itu.

Makanya, Marisa memilih gowes ke Hai Van Pass pada Sabtu (6/5). Persis sehari sebelum event ironman diselenggarakan. Dia tidak bersepeda sendirian tentu saja. Marisa didampingi oleh fotografer Velo Vietnam yang merangkap sebagai tour guide bernama Thanh.

Marisa start gowes pukul 05.30 waktu setempat. Persis kala matahari baru saja terbit. Jadi cuaca tidak terlalu dingin. Untuk menemani semangatnya, Marisa memilih mengenakan SUB Jersey Indonesia Mandalika Series 2022.

Tidak ada kesulitan berarti dalam perjalanannya menuju Hai Van Pass. Sepanjang 28 kilometer rutenya cenderung mendatar. Baru sembilan kilometer sisanya diisi tanjakan. Elevasinya pun hanya sekitar 500 meter. Boleh dikatakan sangat ringan bagi Marisa yang terbiasa menanjak di Bromo.

"Waktu saya nanjak kondisinya cukup sepi. Tidak banyak yang bersepeda, karena, mayoritas ingin simpan tenaga untuk ironman," terang Marisa.

Sesampainya di puncak, pastilah Marisa tidak buru-buru turun. Dia ingin menikmati suguhan alam yang luar biasa mempesona di hadapannya. Dalam waktu bersamaan, Marisa bisa melihat pegunungan hijau nan asri serta laut biru yang tak kalah cantiknya. Kombinasi tepat untuk melepas lelah setelah bersepeda selama hampir dua jam lamanya.

"Pada dasarnya saya suka traveling. Kalau datang ke suatu tempat, saya ingin mencoba hal baru yang belum pernah saya lakukan. Pengalaman bersepeda di Hai Van Pass ini memuaskan dan menyenangkan," ucapnya.

Setelah bersepeda ke Hai Van Pass, sisa harinya dipakai untuk jadi suporter bagi sang suami, Tjahjadi Soesilo. Marisa memberikan dukungan bagi Tjahjadi yang ikut dalam event ironman pada Sabtu (7/5) lalu.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published