Marisa Oetomo: Tanjakan 30 Persen? Tidak Terasa Sama Sekali
Jika cyclist umumnya akan berwajah masam karena kelelahan saat melintasi garis finis, tidak demikian halnya dengan Marisa Oetomo. Cyclist asal Surabaya ini terlihat ceria sambil mengepalkan tangan kanannya saat memasuki finis Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM Challenge 2023 yang berada di Paltuding.
Senyum terus melekat pada wajah manisnya. Seperti tidak kelelahan sama sekali. Padahal ia baru saja menaklukkan tanjakan Erek-Erek yang memiliki variasi kemiringan hingga 31 persen. Dan tanjakan itulah yang menjadi momok para peserta tahun ini. Bahkan mendapat julukan sebagai ‘monster climb’ Indonesia.
“Tidak terasa sama sekali. Malah saya nggak tahu mana tanjakan yang katanya 30 persen,” ucap brand ambassador SUB Jersey tersebut.
Unik dan luar biasa. Mungkin kedua kata itu bisa menggambarkan sosok Marisa dalam ajang kedua dari rangkaian Trilogi Jawa Timur 2023. Jika semua cyclist kompak mengeluhkan tanjakan Erek-Erek bahkan sampai ada yang menuntun sepeda, hal itu sama sekali tidak berlaku baginya.
Cyclist 38 tahun itu mengungkapkan sejak Start KOM, ia sama sekali tidak mencoba push kecepatan. Sebaliknya Marisa hanya menjaga pace dan tidak berambisi kebut-kebutan. Ia tahu jika ngebut diawal bisa bikin tenaganya habis di tengah jalan. Makanya cara itu dipilihnya.
Selain itu, ini merupakan kali pertama Marisa menanjak hingga Paltuding. Jadi ia sangat asing dengan rute yang dilintasinya. Ia hanya mencoba mencari tahu lewat teman-temannya. Gara-gara itu Marisa sempat pesimis, sebab, hampir semua orang bercerita bahwa ada tanjakan ekstrem yang bisa bikin siapa saja yang melintasinya menyerah dan menuntun sepeda.
Nyatanya, Marisa tidak merasakan keekstreman itu. Ia sama sekali tidak turun dari sepeda saat lewat Erek-Erek. Pelan tapi pasti adalah kuncinya. Berkat itu Marisa bisa melalui semuanya tanpa kendala.
“Pokoknya dijalani saja. Tidak ada jalan untuk mundur. Harus jalan terus,” ujarnya.
Ibu dua anak ini bahkan berhasil naik podium kedua untuk women kategori usia 35-39 tahun. Tempat pertama diduduki oleh Priscillia Gunawan. Namun, hasil tersebut tidak membuatnya kecewa. Marisa tetap bangga karena sanggup menaklukkan Gunung Ijen yang penuh sensasi.