Patricia Satu-Satunya Cyclist Perempuan EJJ 2024 1.500 Km Akhirnya Finis
Titel wonder woman rasanya layak disematkan pada sosok Patricia. Ia merupakan satu-satunya cyclist perempuan East Java Journey 2024 kategori 1.500 km. Sekaligus menjadi kampiun women 40 and up.
Ci Pat, panggilan akrabnya, memang sangat luar biasa. Dua kali ikut EJJ, dua kali pula ia menyandang gelar juara. Apalagi tahun ini ia sama sekali tidak memiliki pesaing di sektor perempuan.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Terbukti ia tetap semangat hingga akhirnya tiba di garis finis yang berada di Surabaya Town Square pada Sabtu (⅔) sore.
Senyum lega Patricia setelah scan barcode. Akhirnya finis
Baca juga: Finis Full Senyum, John Boemihardjo Jadi Runner-Up EJJ 1.500 Km Men 40 and Up
Cyclist 43 tahun tersebut membutuhkan waktu 131 jam 31 menit 47 detik untuk tuntas seluruh tantangan EJJ 2024. Kedatangannya mendapat sambutan meriah dari tim mainsepeda, wdnsdy bike, serta SUB Jersey. Ci Pat pun lantas membalasnya dengan senyum lebar.
Terlihat jelas kalau ia merasa sangat lega perjalanannya keliling Jawa Timur berakhir juga. Tetapi juga sangat lelah setelah lima setengah hari bersepeda terus menerus.
Patricia waktu menceritakan pengalamannya ikut East Java Journey 2024
“Tahun ini serius banget dan ini untuk pro. Gua berasa ikut Silk Road Mountain Race saking beratnya,” kata ibu tiga anak tersebut.
Tetapi ia merasa bersyukur karena memutuskan memakai sepeda bambu untuk EJJ tahun ini. Sebab, mayoritas rute cyclo touring buatan mainsepeda itu adalah gravel. Terutama antara check point 2 dan check point 3.
“Orang ikut ini buat santai, kok, kalian bikin serius banget, ya. Terus yang kedua, kalian itu benar-benar seni penyiksaan tinggi, suffering tinggi terutama pas di gravel,” omelnya yang disambut gelak tawa crew mainsepeda.
Sepeda bambu yang menemani Patricia selama East Java Journey 2024
Baca juga: Mental Juara, Handika Tetap Finis Meski Dirundung Banyak Drama
Cyclist yang memang hobi ultra cycling tersebut lanjut menceritakan penderitaan yang dialaminya. Mulai dari kecepatannya yang melambat setelah check point 1 di Paltuding, Banyuwangi menuju Bondowoso gara-gara jalan rusak.
Kemudian ban bocor sebanyak dua kali. Kehilangan uang saat ingin beli makan. Ban sepedanya dipenuhi tanah liat gara-gara segmen gravel. “Blitar paling brutal. Gravelnya benar-benar…,” kata Ci Pat geleng-geleng kepala.
Pose dulu setelah penyerahan trofi juara dan trofi finisher East Java Journey 2024
Berhasil membuktikan kalau perempuan juga mampu gowes ultra, Ci Pat pun mengajak para cyclist perempuan untuk mencoba EJJ yang akan datang.
“Tolong suaminya kasih izin. Keluarganya dukung. Cewek pasti bisa. Women is strong,” tegasnya.
Selamat, Ci Pat!! Luar Biasa!!