Martha Benita Khawatir Kondisi Laut Berombak Saat Ironman 70.3 Vietnam
Kompetitif. Suka menantang diri sendiri. Tidak mudah menyerah. Tiga sifat itulah yang akhirnya membawa Martha Benita terbang ke Vietnam. Ya, perempuan asal Surabaya ini memastikan diri bakal turut berkompetisi pada ajang Ironman 70.3 yang diselenggarakan di kota Da Nang, Minggu (7/5).
Benita, panggilan akrabnya, sudah tidak sabar menjajal sensasi berlomba di kota yang digadang-gadang sangat indah serta memiliki banyak warisan UNESCO. Ini bakal jadi pengalaman keempat Benita mengikuti kompetisi yang mempertandingkan tiga cabang olahraga sekaligus tersebut. Yakni renang, balap sepeda, dan lari.
"Tiap tempat punya ciri dan kesulitan tersendiri. Walau ini keempat kalinya saya ikut triathlon, tapi saya rasa pengalamannya tidak bisa disamakan," ucapnya kala dihubungi SUB Jersey.
Sebelumnya Benita pernah menjajal Ironman 70.3 Bintan pada 2018. Dari situ dia merasa bahwa perlombaan triathlon ini sangat seru dan tidak membosankan. Sehingga pada 2022 dia ikut dua event sekaligus, yaitu Ironman 70.3 Desaru Coast dan Ironman 70.3 Lombok.
Sedikit banyak pastinya Benita sudah punya gambaran bagaimana kompetisi akan berlangsung. Berat, tetapi itulah tantangan yang dicarinya. Dia memasang target untuk bisa lolos di bawah cut off time.
Demi mencapai target tersebut, Benita sudah melakukan persiapan selama setengah tahun. Diakuinya membagi waktu antara kerja dan latihan cukup sulit. Namun, dia tidak menyerah. Benita tetap berlatih di sela-sela padatnya agenda pekerjaan.
Meski baru pertama kali menginjakkan kaki di Da Nang, tetapi Benita sudah banyak mencari info mengenai kondisi area tempat race nanti. Perempuan berambut panjang ini tidak terlalu khawatir dengan rute balap sepeda dan lari yang cenderung flat.
"Tantangannya ada di lautnya yang cukup berombak. Mungkin ini bakal sedikit menyusahkan. Makanya sebelum hari H, saya mau coba berenang di lautnya untuk membentuk mindset supaya lebih siap. Karena selama ini 'kan latihannya di kolam renang tanpa ombak," jelas Benita.
Kendala lain yang dirasakan Benita adalah soal cuaca. Da Nang terkenal dengan suhunya yang panas. Ini juga yang dikeluhkan sebagian besar peserta. Untuk mengakalinya, sebelum berangkat Benita beberapa kali memilih latihan saat siang hari. Tepatnya ketika matahari sedang bersinar terik. Harapannya tubuhnya tidak akan kaget dengan kondisi asli Da Nang.
"Harus hidrasi yang cukup agar badannya tetap bugar. Baik itu sebelum, saat, maupun sesudah Ironman," tutur Benita.