Tekad Bhinneka Tunggal Ika Dalam Jersey Terbaru GCR
Go Cycling and Racing (GCR) baru saja merilis jersey volume kedua edisi 2023/2024 pada Minggu (6/8) lalu. Komunitas asal Malang ini mengemasnya secara unik. Tidak sekedar bersepeda bersama, namun, GCR memilih untuk berbagi bersama 50 anak yatim piatu.
Acara tersebut start dari Hawai Waterpark. Di mana komunitas yang memiliki member sekitar 130 orang itu gowes dengan rute dalam kota sejauh 38 kilometer dan finis di tempat yang sama. Kemudian barulah masuk acara ramah tamah, termasuk di antaranya membahagiakan anak yatim piatu dengan main gratis wahana Hawai Waterpark.
Tidak seperti launching jersey pada umumnya, GCR mengeluarkan dua warna sekaligus pada momen kali ini. Sebenarnya secara desain jersey hampir sama. Di mana bagian lengan kanan berwarna merah, sedangkan lengan kiri berwarna kuning. Lalu terdapat gradasi warna orange dan navy untuk bagian badan sebelah kanan. Yang membedakan ialah bagian badan sebelah kiri juga punggungnya.
Yang satu berwarna biru muda dengan bagian punggung juga memiliki warna serupa. Sementara satu lagi berwarna pink. Para member GCR menyebut kedua jersey tersebut sebagai blue sky dan sexy pink.
baca juga : Bridge Builders Cycling Club - Rilis Jersey Baru Bertema Yellow Jersey Pikachu
Bukan tanpa alasan jersey GCR kali ini begitu berwarna. Pengurus GCR, Adonis Fatsun Via Iobe, menuturkan jika warna-warna tersebut menggambarkan keberagaman yang ada di dalam komunitas. Para cyclist GCR memang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda. Seperti semboyan Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
“Harapannya dengan berbagai macam warna ini dapat menyatukan keberagaman ras, suku, agama, dan pekerjaan teman-teman GCR,” ungkapnya saat dihubungi SUB Jersey.
Para member GCR diberi kebebasan untuk memilih warna yang mereka suka. Tidak ada kewajiban laki-laki harus memilih jersey blue sky, sedangkan yang perempuan memakai jersey sexy pink. Bahkan tidak sedikit yang memutuskan mengoleksi kedua warna.
GCR sendiri punya tradisi unik sebelum launching jersey tersbaru. Tradisi itu dinamakan ‘pemba-ride-an’ yang sifatnya fardhu ain alias wajib. Kegiatan ini harus dilakukan oleh setiap member jika ingin mendapatkan jersey mereka.
“Para member bilangnya uji gir dengkul (lutut, red),” kata Adonis lantas tertawa.
Pemba-ride-an bukan hanya sekedar gowes biasa. Melainkan seperti uji nyali bagi para member ataupun calon anggota baru yang ingin masuk komunitas yang eksis sejak 2018 itu. Bayangkan saja mereka harus melintasi tanjakan Gunung Wukir yang memiliki gradien hingga 21 persen.
baca juga: Ratjoen Half Everesting Challenge: Cuma 6 Cyclist yang Berhasil Finis
Tapi, jangan ciut dulu. Jangan dibayangkan acara ini super serius apalagi menyeramkan. Tidak, kok. Buktinya para member tetap happy ketika kegiatan ini dilakukan. Tetap seperti gowes santai pada umumnya hanya saja punya rute yang sedikit menantang.
“Kebanyakan rute di Malang itu rute tanjakan dengan gradien yang lumayan. Paling tidak dengan teman-teman mengikuti pemba-ride-an ini bisa menyesuaikan untuk rute-rute selanjutnya,” jelas Adonis.
GCR sendiri merupakan komunitas yang telah ada sejak lima tahun terakhir. Komunitas ini bermula dari sekumpulan cyclist muda yang aktif di grup whatsapp. Saat itu mereka bernama Gowes Ceria Family. Namun, pada 2020 memutuskan rebranding menjadi GCR.