Tour of Baturraden: Ajak Peserta Mengenal Keindahan Alam dan Budaya Purwokerto
Tour of Baturraden sukses terselenggara pada Sabtu, 25 Mei 2024. Ratusan cyclist dari berbagai wilayah Indonesia sangat antusias mengikuti edisi perdana ajang balap sepeda yang digelar di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Hujan rintik yang mengguyur sejak malam tidak lantas menyurutkan semangat para peserta. Beberapa memilih mengenakan jaket untuk menghalau hawa dingin, tetapi kebanyakan memilih tampil apa adanya dengan jersey signature Tour of Baturraden yang penuh warna.
Jersey tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan SUB Jersey. Di mana setiap peserta diwajibkan untuk memakainya sejak garis start hingga finish.
Baca juga: SUB Jersey Dukung Penuh Tour of Baturraden 2024
SUB Jersey dipercaya menjadi official jersey patner dalam gelaran Tour of Baturraden 2024. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Bekatesese dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Pemkab Banyumas, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia, serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Kegiatan ini dibuat untuk menikmati keindahan alam melalui wisata bersepeda dengan rute yang cukup menantang,” ujar Indro Purwanto, Ketua Umum Bekatesese.
Start pukul 06.00 WIB, keberangkatan peleton dari Menara Teratai dilepas langsung oleh Hanung Cahyo Saputro selaku Pj Bupati Banyumas. Tour of Baturraden sendiri memiliki dua ketegori, yakni Jagal Demit alias race untuk memperebutkan gelar KOM/QOM dengan rute sejauh 127 km dan kategori non-race 105,7 km yang disebut Gontai.
Tetapi mereka berangkat bersama-sama, sebab, balapan baru dimulai pada KM 97,2. Karena ingin menonjolkan ikon pariwisatanya, para peserta sengaja diberi empat pit-stop. KM 29,6 di Bendungan Gerak Serayu, KM 49,1 yang berada di Lapangan Krida Budaya, kemudian KM 69,8 di Lapangan Desa Waras Madya, terakhir KM 97,2 di Kopi Lanang.
Setiap water station ada penari lengkap dengan musik tradisional yang menyambut kedatangan peserta. Tentunya ini merupakan pemandangan yang cukup langka. Belum lagi dengan keramahan para penduduk lokal sepanjang jalur yang dilalui para cyclist.
Banyak siswa sekolah yang menunggu di tepi jalan. Mereka semua melambaikan tangan kepada para cyclist. Bahkan banyak di antaranya yang meminta untuk salaman. Aksi kecil ini tak pelak memantik semangat para cyclist yang sempat goyah lantaran medan yang cukup menantang.
“Event ini menarik antusias masyarakat. Penonton anak-anak sekolah dengan drumband atau kesenian yang mereka miliki coba ditampilkan. Antusiasme masyarakat tidak putus,” tutur Hanung.
Bahkan menurutnya hiburan khas Banyumas yang ditampilkan di water station membuat banyak cylist yang terlena. Hingga tidak ingin beranjak untuk gowes. Kendati pada akhirnya semua peserta tetap jalan terus agar tidak sampai kena cut off time.
Pada WS 4 itulah peserta mulai dipisah berdasarkan kategori yang diikuti. Para atlet elit sudah pasti memenuhi kategori Jagal Demit. Begitu start KOM di Kopi Lanang, mereka langsung tancap gas saling mendahului agar tidak sampai kalah. Jarak yang ditempuh tidak terbilang jauh. Hanya sekitar 13 km dan finis di Safari to Sky. Baru setelah itu turun lagi menuju Menara Teratai untuk seremoni penyerahan medali.
Sementara peserta kategori Gontai langsung gowes ke Menara Teratai yang menjadi tempat finis Tour of Baturraden.
Agung Ali Sahbana keluar sebagai jawara Tour of Baturraden 2024 kelas men elite. Sementara peringkat dua dan tiga diisi oleh M. Syelhan Nurrahmat dan Abdul Soleh.
“Target dari awal memang podium satu. Kami secara tim lebih unggul dari Nusantara jumlahnya. Kami juga optimistis dari evaluasi Bromo KOM kemarin,” ucapnya.