Sukses Wujudkan Impian Masa SMA

Kalau ada hal yang paling ingin dicapai oleh Chaidir Akbar, jawabannya ialah mendaki gunung tertinggi di Indonesia. Dorongan inilah yang membuatnya memberanikan diri mendaftar Rinjani 100 Ultra. Berkat itu pada Sabtu, 25 Mei 2024, ia berhasil menaklukkan Puncak Rinjani di ketinggian 3.726 mdpl. 

Ini menjadi momen tak terlupakan baginya. Cita-cita sejak SMA yang sudah lama diimpikannya akhirnya terwujud. Ditambah lagi Rinjani 100 menjadi event trail running pertama yang dilakoninya. Praktis pengalaman ini menjadi sangat mengesankan bagi Chaidir. 

Dalam obrolan bersama SUB Jersey, pria yang akrab disapa Coach Idir itu menceritakan sejak masih muda, ia sudah hobi naik gunung. Bahkan saat SMA, ia sengaja ikut kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam demi bisa melakoni hobi tersebut. 

Baca juga: Chaidir Akbar: Rasanya Seperti Baru Pertama Kali Ikut Bromo KOM

Ada tiga gunung di Indonesia yang sangat ingin dikunjunginya. Yaitu Gunung Semeru, Gunung Kerinci, dan Gunung Rinjani. Kala itu Chaidir hanya sempat mewujudkan naik Gunung Semeru saja, dua lainnya masih jadi wish listnya. Apalagi selama ini Coach Idir lebih sering berkecimpungin di dunia sepeda dan lari, sehingga keinginan untuk naik gunung belum juga terwujud. 

“Kebetulan ada event di Rinjani, jadi kepikiran kenapa nggak sekalian saja wujudin cita-cita zaman SMA dulu,” tutur pria yang baru saja ikut Bromo KOM X Challenge 2024 tersebut. 

Setelah membulatkan tekad, ia pun mendaftarkan diri untuk kategori 36 km. Chaidir melakukan persiapan yang cukup matang mengingat rute yang bakal dilaluinya tidak mudah. Bayangkan saja elevation gain mencapai 3.179 m dengan cut off time 15 jam. Terlebih Rinjani 100 dikenal sebagai salah satu event trail running dengan rute ekstrem dan menantang yang ada di Indonesia. 

Baca juga: Sungailiat Triathlon 2024 Jadi Event Triathlon ke-74 Chaidir Akbar, Bakal Kejar Target Sampai 100 Event

Baru pertama kali mendaki Gunung Rinjani, otomatis Chaidir tidak punya gambaran apapun soal rutenya. Ia menggambarkan medan Rinjani ini sangat sadis. 

“Sangat teknikal dan jalanannya banyak yang berpasir. Ada yang pasir agak keras, butiran, dan lembut. Yang paling berat itu yang lembut, karena, naik sekali tapi ngegerosok turun. Jadinya naik satu langkah, turunnya setengah langkah. Capeknya di situ,” ungkapnya. 

Balapan dimulai tengah malam, praktis pencahayaan sangat minim. Ditambah dengan kondisi alam yang belum pernah dijumpainya. Jadilah tantangan tersendiri bagi Chaidir. 

Belum lagi dengan suhu dingin dan berangin sepanjang upaya pendakiannya. Beruntung Chaidir membawa SUB Waterproof Barrier Jacket yang terbukti ampuh untuk mengatasi hal tersebut. 

“Jaket waterproof itu benar-benar bantu kalau insulated. Jadinya menahan hawa panas di dalam tubuh sehingga melindungi dari cuaca dingin. Buat saya paling enak jaket waterproofnya SUB Jersey. Saya pakai sampai ke puncak gunung,” pujinya. 

Sukses menyentuh puncak Gununng Rinjani, Chaidir tidak lupa mengabadikan momen berharga tersebut. Setelah istirahat sejenak, ia kembali turun melewati rute yang sama. Tapi bukan berarti itu jadi hal yang mudah. 

Menurutnya, ia malah sangat berhati-hati saat turunan. Takut kalau lutut atau kakinya sampai cedera. Beruntung ketakutan itu tidak terwujud. 

Chaidir sukses finis under COT. Ia mencatatkan waktu 8 jam 48 menit untuk menuntaskan semua tantangan Rinjani 100 Ultra. Bahkan masih masuk 20 besar. 

“Syukurnya waktunya nggak jelek-jelek amat. Masih bisa masuk 20 besar untuk ukuran trail yang cukup berat, menurut saya, itu pencapaian sendiri,” tegasnya.