Jalin Keakraban Antar Cyclist Indonesia di Taiwan Lewat Gowes Bareng 288 KM

Apa yang dilakukan Indonesian Cyclist in Taiwan (ICT) pada 11 November 2023 lalu sungguh luar biasa. Mereka bukan hanya sekadar bersepeda biasa. Ada misi perdamaian yang ingin dicapai melalui kegiatan bertajuk Gobar For Peace tersebut.

Kumpulan para cyclist asal Indonesia itu sengaja memilih tanggal cantik untuk aksi ini. 11.11. Mulai gowesnya pun pukul 11.11 malam waktu Taiwan. Mereka bersepeda melintasi Taoyuan hingga Tainan sejauh 288 km.

Seakan ingin menegaskan misinya, ICT memulai gowesnya dari distrik Yongan. Dalam bahasa mandarin, yong memiliki arti selama-lamanya, sedangkan an berarti damai dan selamat. Lalu finisnya di distrik Anping yang memiliki makna damai dan selamat.

“Kami ingin memberi kesan bahwa kegiatan ini untuk mendoakan seluruh orang yang ada di pulai ini agar tetap sehat dan selamat, serta menciptakan kedamaian di lingkungan masing-masing,” ungkap Ketua Panitia Gobar For Peace, Antonius ‘Agoeng’ Sunarto.

Baca juga: SURGA 2023: Lebarannya Para Cyclist Gravel Indonesia

Kepada SUB Jersey, Agoeng menuturkan jika tema kegiatan gowes itu tidak lepas dari keprihatinan para member ICT terhadap peristiwa-peristiwa besar yang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Mulai dari perang Ukraina versus Russia hingga Israel versus Palestina.

Selain itu, sempat terjadi bentrokan antar para pekerja Indonesia di Taiwan pada September lalu. Sehingga muncullah ide untuk menyuarakan perdamaian lewat bersepeda.

Gagasan itu disambut baik oleh member ICT. Setidaknya ada sekitar 60 cyclist yang antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka rela menempuh perjalanan jauh dari tempat domisili menggunakan kereta selama lebih dari dua jam demi mengikuti Gobar For Peace. Bahkan beberapa di antaranya masih tergolong newbie dalam dunia sepeda, tapi langsung berani long ride bersama ICT.

Baca juga: Tour de Toraja 2023: Bersepeda Menyusuri Hidden Gem Sulawesi Selatan

Tidak hanya cyclist Indonesia saja yang terlibat dalam aksi tersebut. Beberapa cyclist lokal Taiwan juga tertarik mengikuti kegiatan ini. Berkat itu misi untuk menyuarakan persatuan dan kedamaian tanpa membedakan suku, ras, agama pun berhasil diwujudkan.

Total ada 7 pit stop dari awal hingga akhir. Kebanyakan tempat pemberhentiannya berada di minimarket 7 Eleven yang memang menjamur di negara tersebut. Bahkan mereka sempat berhenti untuk tidur sejenak pada dini hari akibat kelelahan.

Untuk ukuran gobar, kecepatan rata-rata peleton ICT termasuk tinggi. Antara 35-45 km/jam. Bahkan sempat mencapai 50 km/jam. Luar biasa sekali, bukan? Bisa dibayangkan bagaimana cepatnya kayuhan para cyclist tersebut.

“Cepat banget. Kami tertolong angin. Prediksi sampai di Anping itu jam 4 sore, tetapi kami finis sekitar jam 12. Jadi empat jam lebih cepat dari perkiraan,” ucap Agoeng.

Meski hanya gobar, ICT memberikan medali kepada para cyclist yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal tersebut agar mereka memiliki kenangan yang bisa tetap diingat-ingat dan diceritakan kepada keluarga maupun teman-teman.

Baca juga: Couple Run: Bugar Sekeluarga Dengan Lari Bersama

Rombongan ICT tampil kompak mengenakan jersey custom buatan SUB Jersey. Agoeng sengaja memilih warna biru terang untuk outfit kali ini. Desain yang dipilih juga simpel, namun, elegan. Di mana pada bagian tengahnya terdapat siluet cyclist dan peta yang bertuliskan Taoyuan-Tainan 288 km.

“Biru itu seperti melambangkan kedamaian. Memberikan image sesuatu yang baik, sesuatu yang positif, sesuatu yang mencerahkan seperti langit biru. Jadi hal-hal positif identik dengan warna biru,” jelasnya.

Kesuksesan Gobar For Peace itu menginspirasi ICT untuk membuat aksi serupa ke depannya. Mereka ingin membuat gobar dengan skala lebih besar untuk mempromosikan Indonesia dan produk-produk tanah air, termasuk SUB Jersey, di Taiwan.

Semangat selalu, ICT!!