Komunitas Lari Bangkalan: Dulu Tak Suka, Kini Jatuh Cinta
Witing tresno jalaran soko kulino. Artinya cinta datang lantaran karena terbiasa. Peribahasa jawa itu rasanya sangat cocok disematkan untuk Komunitas Lari Bangkalan (KLaBang).
Tak pernah terbayangkan. Mereka yang tadinya merupakan seorang pekerja kantoran, kini mendadak punya aktivitas tambahan yang sangat positif dengan olahraga lari. Kegiatan itu baru mereka lakoni sejak 17 Agustus 2023 ini.
Awalnya latihan terasa sangat berat. Para runners KLaBang tidak punya latar belakang sebagai atlet. Pun sebelumnya mereka juga tidak pernah berolahraga. Hanya beberapa di antaranya saja yang rutin berolahraga sepeda.
Baca juga: GGS Medan Tetap Kompak Meski Hanya Separuh Member yang Bertahan
Tetapi, mereka saling menyemangati satu sama lain. Yang paling penting keinginan untuk terus berprogres agar jadi lebih baik hari demi hari.
"Kami lari bareng dan saling diskusi bagaimana belajar lari yang baik, belajar makan, belajar tidur. Kami ini nggak ada yang pro, tetapi saling belajar dan memperhatikan satu sama lain," ucap Makhlush Syadat, pengurus KLaBang saat ditemui usai finis Citraland Marathon, Minggu, 10 Desember 2023.
Komunitas lari dari Pulau Madura itu punya member sekitar 50 orang. Rata-rata usianya sudah 40 tahun ke atas dan didominasi oleh para ibu-ibu. Eits, jangan salah. Soal semangat mereka tidak kalah dengan komunitas lain yang runnersnya lebih muda.
Biasanya mereka akan meluangkan waktu untuk latihan lari sekitar tiga sampai empat kali dalam seminggu. Mereka saling mendampingi. Yang lebih kuat berlari dengan yang lebih lemah. Cara itu cukup ampuh membuat para membernya berprogres signifikan.
"Kalau bersepeda, selain mahal, emak-emak ini sulit untuk meluangkan waktu lama. Sementara itu kalori yang dikeluarkan untuk lari satu jam sudah setara dengan bersepeda selama tiga jam. Makanya kami pilih lari," jelas Chairiman Taufik, manajer KLaBang.
Baca juga: WCC Semarang Ingin Tampilkan Kelembutan dan Ketegasan Lewat Jersey Terbaru
More healthy, more happy. Itulah jargon yang ditanamkan para membernya untuk terus berlari. Meski baru menggeluti dunia lari, mereka tak segan untuk ikut berbagai event lari. Ada yang ikut kategori 5 km, 10 km, 21 km, hingga 42 km.
Setiap mengikuti event, mereka selalu punya target waktu yang ingin dicapai. Seperti Makhlush yang sukses menuntaskan virgin marathon di Citraland Marathon kemarin. Dari target dinis 5 jam, ia sukses mencatatkan waktu 4 jam 29 menit. Lebih impresif lagi, Makhlus merupakan seorang penyintas jantung.
"Pada 2022 saya sempat terkena serangan jantung dan diputuskan operasi pasang ring. Saya kira itulah akhir hidup saya. Tetapi, saya tidak menyerah dan coba untuk terus bergerak. Dari awalnya hanya jalan selama tiga bulan full, pelan-pelan saya lari dan akhirnya bisa tuntas marathon pertama saya di sini," cerita Makhlush senang.
Baca juga: Jalin Keakraban Antar Cyclist Indonesia di Taiwan Lewat Gowes Bareng 288 KM
Dalam event itu, KLaBang berani tampil berbeda. Mereka mengenakan running tee custom yang memadukan warna hitam, merah, dan orange yang menjadi ciri khas orang Madura. Jika diamati terdapat motif batik Madura dan jembatan Suramadu di dalamnya. Running tee itu merupakan hasil kolaborasi KLaBang dengan SUB Jersey.
"Lewat jersey ini kami ingin menggambarkan kalau kami berani melawan usia, melawan malas, untuk terus berlari. Kalau orang lain tidak ada waktu untuk lari, kalau kami menyempatkan waktu untuk itu," tegas Taufik.