Paling Sulit Tapi Bergengsi, Inilah Trail Running Event Paling Digemari di Dunia
Di dunia ini tidak hanya marathon saja yang punya berbagai event bergengsi. Seolah tak mau kalah, trail running pun punya deretan perlombaan dengan prestis tinggi. Dengan tingkat kesulitan yang luar biasa pula.
Jika rata-rata peserta marathon bakal sanggup finis, hal itu tidak berlaku untuk trail running. Mengingat trail running merupakan lomba lari jarak jauh dengan medan off road yang sangat beragam. Sehingga pesertanya mendapat tantangan lebih tinggi lagi untuk menaklukkan berbagai rute yang disajikan.
Mulai dari gurun pasir, tanah, hutan, bebatuan terjal, pegunungan, dan lain sebagainya. Makanya kalau ada yang mampu menyelesaikannya hingga finis, pastilah namanya menjadi masyhur. Seperti Kilian Jornet Burgada, seorang pelari profesional asal Spanyol yang telah memenangi berbagai ultramarathon bergengsi di dunia.
Pastilah kamu bertanya-tanya, apa saja event trail running yang menjadi bucket list para trail runner dunia. Tenang saja, SUB telah merangkumnya dari berbagai sumber terpercaya hanya untuk kamu.
Inilah deretan trail running event yang sayang untuk dilewatkan.
Ultra Trail du Mont Blanc
kredit foto: ultra-trail du mont blanc
Sejak diadakan kali perdana pada 2003 silam, Ultra-Trail du Mont Blanc (UTMB) menjelma sebagai trail ultramarathon paling bergengsi dan paling kompetitif di dunia. Event yang bisa digelar di Chamonix tersebut menginspirasi lahirnya berbagai perlombaan trail running di penjuru dunia.
Dari tahun ke tahun, peserta UTMB selalu mengalami peningkatan signifikan. Pada penyelenggaraan pertama, pesertanya hanya 700 orang. Lalu pada edisi kedua naik dua kali lipat menjadi 1.400 peserta. Tren itu terus berlanjut hingga kini.
Seiring dengan berjalannya waktu, kualifikasi untuk menjadi peserta UTMB semakin diperketat. Ada beragam persyaratan yang harus dipenuhi. UTMB sempat menjadi kontroversi lantaran kini berubah menjadi final series.
Artinya siapapun yang ingin ikut ajang ini, harus lebih dulu menaklukkan beberapa seri perlombaan yang masuk dalam kualifikasi UTMB yang ada di kawasan Amerika, Eropa, maupun Asia-Pasifik. Jika berhasil menuntaskannya, peserta diberi jaminan untuk tampil di UTMB World Final Series.
Setiap tahunnya, UTMB diadakan sekitar akhir Agustus atau awal September. Lomba lari jarak jauh paling mistis di dunia itu memiliki jarak 171 km dengan total elevasi mencapai 10.000 m. Peserta harus berlari mengelilingi Mont Blanc yang berada di tiga wilayah sekaligus, yakni Prancis, Italia, dan Swiss.
Mereka yang sangat kompetitif biasanya memerlukan waktu selama 20 jam untuk mencapai finis. Rata-rata peserta memerlukan waktu 32 hingga 46 jam untuk menyelesaikan rute UTMB. Jadi mereka harus siap menghabiskan malam di alam bebas.
Baca juga: Trail Running: Histori, Perlombaan, Hingga Atlet Paling Banyak Memenangkan Race
Rekor UTMB dipecahkan oleh Jim Walmsley pada 2023 yang membukukan waktu 19 jam 37 menit 43 detik. Ia merupakan pelari Amerika pertama yang berhasil memenangkan ajang prestis ini.
Hingga saat ini, negara yang paling banyak berhasil menjadi juara UTMB ialah Prancis. Total 9 trail runners asal La France sukses menjuarai gelaran tersebut. Diikuti oleh Spanyol yang meraih trofi juara sebanyak lima kali, dan Italia dengan dua kali kemenangan.
Western States Endurance Run
kredit foto: western states endurance run
Nama resminya ialah Western States Endurance Run. Namun, event ini lebih populer dengan sebutan Western States 100. Resmi diadakan pertama kali pada 1977 dengan 14 peserta yang berasal dari empat negara bagian Amerika Serikat.
Ajang trail ultramarathon ini punya sejarah yang panjang. Dimulai pada 1955 ketika Wendell T. Robie bersama lima kawannya ingin membuktikan bahwa jarak 100 mil (161 km) dapat ditempuh oleh kuda dalam waktu sehari.
Aksinya itu kemudian menginspirasi terbentuknya Western States Trail Foundation bersama dengan Western States Trail Ride yang kemudian dikenal dengan Tevis Cup.
Lalu pada 1972, sekelompok prajurit infanteri Angkatan Darat AS berusaha mendaki jalur pegunungan dengan dipandu oleh penunggang kuda lokal bernama Jim Larimer. Tujuh tentara berhasil menuntaskan misi itu dengan berjalan kaki dalam waktu kurang dari 48 jam.
Keberhasilan tersebut yang akhirnya memunculkan ide untuk membuat sebuah kompetisi lari jarak jauh dengan kurun waktu 24 jam untuk jarak 100 mil. Tadinya lomba ini masih digelar bersamaan dengan Tevis Cup, namun, seiring dengan berjalanannya waktu dibuat terpisah antara lomba lari dengan lomba berkuda.
Western States 100 diadakan di resort ski Palisades Tahoe di Olympic Valley dan berakhir di Placer High School di Auburn, California. Jumlah peserta ajang tersebut mengalami peningkatan yang positif dari tahun ke tahun. Dari belasan menjadi puluhan, lalu meningkat sampai ratusan. Pun halnya dengan tingkat keberhasilan peserta menjadi finisher juga mengalami kenaikan dari periode pertama hingga saat ini.
Biasanya Western States 100 digelar pada minggu terakhir Juni. Jalurnya sendiri terbagi menjadi enam bagian. Di mana pada bagian pertama peserta diajak melewati hutan yang tertutup salju, kemudian berubah menjadi jalur ngarai dengan turunan dan tanjakan yang sangat curam serta terjal. Hampir pasti peserta bakal disambut salju selama melintasi ngarai tersebut.
Sungai, hutan, jalan setapak, jalan terjal dan curam, bahkan jalan raya semua ada dalam rute Western States 100. Tantangan utama event ini lebih pada cuaca. Dari yang dingin dan bersalju, bisa berubah menjadi panas ekstrem. Juni biasanya sudah mulai memasuki musim panas di Amerika Serikat, tetapi jalur Western States 100 harus melintasi area gunung salju.
Makin hari, peserta Western States 100 makin kompetitif. Dari yang tadinya perlu 24 jam untuk sampai finis, makin lama waktunya makin singkat. Jim Walmsley, pelari profesional AS, lagi-lagi sukses memecahkan rekor ajang ini dengan mencatatkan waktu 14 jam 09 menit dan 28 detik pada 2019 silam.
Hardrock Hundred Mile Endurance Run
kredit foto: hardrock hundred mile endurance run
Ini merupakan event ultramarathon yang berjarak 102,5 mil (165 km) dengan total elevasi mencapai 11.000 kaki. Balapan ini memiliki beragam medan mulai dari jalur tanah, lintas alam yang berada di San Juan Range, Colorado Selatan, Amerika Serikat.
Perlombaan dimulai dan diakhiri di Silverstone, Colorado. Dalam keterangan website resmi, peserta akan melewati kota Telluride, Ouray, dan kota hantu Sherman. Tetapi tetap saja fokus utamanya ialah berlari di pegunungan.
Cut off time Hardrock 100 Miles adalah 48 jam. Jadi peserta harus melakukan persiapan dengan baik, karena ada kemungkinan menginap di alam bebas. Potensi hipotermia bisa saja terjadi lantaran akan melewati daerah bersalju. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dengan membawa perbekalan yang mumpuni agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Lima Fakta Sejarah Marathon yang Harus Kamu Ketahui!!
Terlebih Hardrock 100 Miles merupakan event self supported, sehingga peserta harus membaca dengan baik segala peraturan dan anjuran dari penyelenggara. Apalagi kalau kamu merupakan orang dari negara tropis yang tidak mengalami musim salju.
Hardrock 100 Miles diadakan pada awal Juli setiap tahunnya. Kali pertama digelar pada 1992. Hingga saat ini tercatat baru empat kali saja event tersebut batal terlaksana. Yakni pada 1995 karena terlalu banyak salju, lalu 2002 gara-gara kebakaran hutan, kemudian 2019 lagi-lagi karena salju yang banyak, terakhir saat pandemi covid-19 pada 2020.
Disebutkan untuk menyelesaikan seluruh tantangan, alih-alih melewati finis seperti race pada umumnya, peserta diharuskan ‘mencium Hardrock’. Yaitu gambar kepala domba yang dilukis pada balok batu besar sisa penambangan. Itulah yang kemudian menjadi logo resmi ajang ini.
Grand Raid de La Réunion
kredit foto: grand raid de la réunion
Merupakan trail ultramarathon yang juga dikenal dengan sebutan La Diagonale des Fous. Event ini digelar setiap Oktober di Pulau Réunion yang berada di wilayah Prancis. Letaknya antara Madagaskar dan Mauritius.
Rutenya sepanjang 166 km dengan ketinggian 10.000 m. Ajang ini terkenal dengan rutenya yang sangat menantang, sangat sulit, serta salah satu jalur pejalan kaki tersulit di dunia. Cocok bagi mereka yang memang suka tantangan yang ekstrem.
Hanya saja Grand Raid de La Réunion sedikit mengkhawatirkan lantaran pernah ada catatan kematian peserta. Yaitu pada 2002 dengan meninggalnya Gérard Bordage saat menuruni lereng bukit Kerveguen dan Guus Smit dari Belanda yang meninggal di Benteng Roche Écrite. Kemudian pada 2012 terjadi kematian tragis saat Thierry Delaprez terjatuh ke jurang di Col de Fourche.
Sebaiknya sebelum memutuskan ikut ajang ini, kamu harus benar-benar mempelajari setiap rutenya. Lebih baik kalau kamu mencari pengalaman pada event lain yang serupa barulah ikut Grand Raid de la Réunion.
Itulah empat event paling digemari oleh trail runner dunia. Setiap tahunnya mereka sampai berebut slot untuk ikut ajang ini. Meski ekstrem, tetapi rutenya selalu bikin penasaran lantaran banyak misteri.
Kalau menurut kamu gimana? Apakah punya nyali cukup besar untuk ikut salah satu dari acara trail ultramarathon ini?
Ingat. Persiapkan diri dengan baik, ya.