Serba Diputuskan Nanti Jadi Ciri Khas To Be Determined Cycling Club
Setiap komunitas pecinta sepeda pasti memiliki keunikan masing-masing. Entah dari namanya, kegiatannya, atau karakter para personelnya. Hal yang sama juga dimiliki oleh komunitas yang satu ini. Namanya To Be Determined Cycling Club (TBD CC).
Bayangkan saja segala sesuatu dalam komunitas ini serba tidak pasti. Baik itu ketika merencanakan pertemuan untuk gowes bareng maupun saat ingin mengikuti sebuah event. Kesibukaan kerja membuat para membernya tidak pernah benar-benar bisa memastikan untuk hadir dalam agenda komunitas. Makanya mereka mengambil nama to be determined alias untuk diputuskan nanti. Ada-ada saja, bukan?
“Pekerjaan kami berhubungan dengan bidang teknologi. Dalam dunia kerja ada istilah to be determined. Kalau kami punya plan tapi belum jelas waktu dan siapa saja yang ikut, kami tulisnya TBD dulu. Kami suka banget dan antusias sekali sama gowes. Sering bikin plan tapi, ya, kami tentukan nanti untuk lebih detailnya. TBD dulu,” ungkap Hadikusuma Wahab menceritakan asal mula nama komunitas asal Jakarta ini.
Baca juga: Charity dan Rilis Jersey Warnai Anniversary Ke-2 Whiskey on Wheels
Tidak heran kalau para membernya harus TBD dulu untuk bisa gowes bareng. Bagaimana tidak, sekalinya gowes mereka suka tipe cyclist yang suka long ride. Minimal 50 hingga 100 km setiap kali gowes. Jadi benar-benar harus mencari waktu senggang, karena, kesibukan di tempat kerja masing-masing.
Istilah TBD ini kemudian menjadi ide dasar dalam jersey baru mereka. Hasil kolaborasi dengan SUB Jersey. Dalam jersey tersebut mereka sengaja menggunakan simbol * berwarna merah yang memiliki kaitan dengan nama komunitasnya.
“Biasanya ketika TBD itu ada logo bintang di mana itu berarti ada catatan khusus atau informasi tambahan. Entah itu waktunya nanti kami tentukan atau titik kumpulnya ditentukan nanti. Makanya TBD itu sesuatu yang serba belum pasti,” jelas cyclist yang akrab disapa Dhiku tersebut.
TBD sendiri baru terbentuk pada Desember 2021. Mereka termasuk salah satu komunitas yang terbentuk saat pandemi covid-19 melanda dunia. Dari coba-coba bersepeda untuk mengisi waktu luang, mereka kemudian saling berkenalan. Ternyata karakter para anggotanya cocok hingga ketagihan untuk lebih menggeluti dunia balap sepeda.
“Kami suka gowes long ride. Jadi kami suka ikut audax 200 km, 300 km, 400 km, bahkan 600 km. Pressure luar biasa dengan bekerja di bidang teknologi membuat kami suka jalan-jalan saat ada waktu luang. Makanya ketika bisa gowes, kami sukanya gowes yang jauh sekalian,” ujar Dhiku.
Baca juga: Cyclist Merauke Rayakan HUT RI ke-78 Dengan Bersepeda Sejauh 78 KM
Hingga saat ini TBD memiliki 19 anggota. Secara jumlah memang tidak sebanyak komunitas pada umumnya. Namun, jangan salah. Kekompakan di antara para membernya patut diacungi jempol.
Misalnya saja pada hari-hari aktif kerja, mereka otomatis tidak punya cukup waktu untuk gowes bersama-sama. Dhiku cs menggantinya dengan latihan bike trainer di rumah masing-masing. Mereka saling melaporkan kegiatan latihan itu dalam grup whatsapp TBD.
Biasanya para member TBD akan berusaha meluangkan waktu pada Sabtu dan Minggu untuk gowes bersama. Desa Hambalang di Jawa Barat biasanya menjadi rute favorit mereka. Paling tidak mereka dapat jarak 100 km sekali jalan. Kalau tidak, KM 0 Sentul jadi alternatif.
Selain suka long ride, member TBD memang lebih suka dengan rute yang pedas. Jalanan menanjak selalu jadi tantangan yang menarik untuk ditaklukkan.
Biasanya dua kali dalam setahun, TBD selalu mengadakan event untuk long ride ke luar kota. Pada awal 2023, mereka memiliki ngeloop di Bali sekalian liburan. Lalu saat akhir tahun nanti, mereka rencananya akan ngeloop di Banten. Baru pada 2024, para member TBD tertarik untuk bersepeda menikmati keindahan Danau Toba.