Tidak Puas Dengan Capaian, Tetapi Lega Bisa Amankan Kuota PON 2024 Aceh-Sumut
Tim sepatu roda nomor speed Jawa Timur terlihat sangat kharismatik dalam balutan skinsuit hitam hasil kolaborasi dengan SUB Jersey. Pada bagian dada sebelah kanan skinsuit terdapat gambar burung hantu berwarna merah dengan bola mata biru. Sebagai pelengkap ada aksen batik warna biru yang mengelilingi burung hantu tersebut.
Skinsuit ini mereka kenakan saat tampil dalam babak kualifikasi PON 2024 Aceh-Sumut yang digelar di Velodrome Jatidiri, Semarang, pada 23-25 Agustus lalu. Tangguh dan berani. Seolah itu kesan yang ingin disampaikan tim Jatim lewat skinsuitnya.
“Seperti burung hantu yang sedikit bicara, tetapi matang dalam mempertimbangkan segala hal. Ini filosofi dari desain skinsuitnya,” jelas atlet Jatim Muhammad Oky Andrianto saat dihubungi SUB Jersey.
Melalui desain itu, Oky menyebut jika mereka berhasil membuktikan bahwa disetiap kekurangan pasti ada kelebihan. Seperti hasil dari Pra-PON kemarin. Melalui raihan 1 emas, 4 perak, dan 3 perunggu, tim Jatim berhasil mengamankan kuota untuk PON tahun depan. Mereka mendapatkan 9 kuota atlet untuk bertanding di ajang olahraga paling bergengsi di Indonesia tersebut.
Baca juga : DFISS Borong Medali Kejurprov Sepatu Roda
Hanya saja capaian itu tidak sepenuhnya memuaskan. Target 4 emas yang mereka canangkan tidak berhasil tercapai dengan baik. Oky yang didaulat untuk meraih minimal satu medali emas ternyata tidak bisa mewujudkannya. Ia harus puas dengan hasil perunggu untuk nomor 200 meter Time Trial dan tim relay. Padahal itu merupakan nomor andalannya.
“Persiapan Jatim sudah maksimal. Hanya saja kendalanya di lapangan. Lapangan latihan yang kami pakai di Smanor berbeda dengan lapangan tanding di Jatidiri. Kalau Smanor itu aspal, sedangkan lapangan di Jatidiri terbuat dari beton dan ada lapisan cat yang kalau siang bikin licin,” ungkap Oky yang juga merupakan pelatih dari klub sepatu roda DFISS.
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi tim Jatim. Lapangan di Jatidiri lebih nyaman digunakan ketika pagi atau sore hari saat terik matahari tidak lagi menyengat. Oky menceritakan babak penyisihan nomor 200 meter TT berlangsung pagi hari. Kala itu ia berhasil menempati peringkat satu.
Baca juga : Kolaborasi DFISS x SUB Jersey Rutin Cetak Prestasi Dalam Tiap Kejuaraan yang Diikuti
Ia pun sudah percaya diri mampu mempertahankan posisinya dan membawa pulang emas. Namun, babak final diadakan menjelang siang. Kondisi lapangan pun jadi berbeda. Ia akhirnya kalah dan menempati peringkat ketiga.
“Persaingan sangat sengit. Semua daerah mempersiapkan dengan baik, karena, ini adalah Pra-PON,” ucapnya.
Meski kecewa dengan hasil akhirnya, Oky tidak ingin larut terlalu lama. Tim Jatim tetap bersyukur dapat mengamankan kuota untuk PON. Masih ada waktu untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik. Sehingga nanti bisa meraih emas di PON 2024 Aceh-Sumut.