Drama Over COT di CP 1, Tombro-Fian Finis Lintang Flores Dalam 109 Jam
Pasangan Trihadi ‘Tombro’ Siswanto dan Arfiana ‘Fian’ Khairunnisa memang tidak menuai hasil gemilang dalam gelaran perdana Lintang Flores pada 25-29 Maret kemarin. Tetapi semangat pantang menyerah menjadikan perjalanan dua sejoli itu istimewa. Kedatangan mereka di garis finis bahkan dinantikan dan disambut oleh banyak orang.
Tombo dan Fian merupakan pasangan cyclist yang kerap ikut event ultra cycling. Lintang Flores ini jadi momen perdana keduanya turun bersama dalam kategori pair. Itulah mengapa banyak yang menantikan cerita mereka.
Dengan awalan yang baik ditambah chemistry sebagai suami istri, tak ayal banyak yang berharap mereka mampu meraih sukses. Dengan sedikitnya peserta, otomatis persaingan tidak terlalu ketat. Potensi naik podium pun terbuka lebar.
Baca juga: Lega Bisa Finis Bentang Jawa 2023
Sayang seribu sayang usaha itu gagal. Gara-gara mereka salah melihat jadwal cut off time pada check point 1 di Sylvia Hotel Maumere KM 535. Seharusnya COT pada Rabu, 27 Maret pukul 10.00 WITA, tetapi Tombro dan Fian mengira COT jam 12.00 WITA.
Keduanya pun masuk ke CP 1 pukul 10.50 WITA. Dari yang awalnya lega karena berhasil menuntaskan separuh perjalanan, baik Tombro maupun Fian tampak syok begitu dikabari sudah over COT.
Kaget jangan ditanya. Itu jadi pukulan berat bagi keduanya. Bahkan Fian tampak menyesal kemudian menangis di tenda panitia. Ia tampak menghampiri Tombro dan meminta maaf berulang kali pada sang suami.
Dengan kejadian itu, mereka auto dinyatakan tidak lagi punya potensi podium pada Lintang Flores meski masih dapat melanjutkan hingga finis.
Tapi nanggung. Sudah kadung nyemplung. Kilometer yang mereka tempuh juga sudah cukup jauh. 535 km dari total 1000 km. Jadilah pasangan ini memutuskan untuk tetap lanjut dengan status non kompetitif.
“Aku mau menyelesaikan jadinya tetap jalan. Dari CP itu sebenarnya menargetkan bisa finis di bawah 100 jam, tapi badannya udah capek,” tutur Tombro.
Baca juga: Tombro Tuntaskan 748,91 KM Dalam 70 Jam 15 Menit
Yang bikin capek adalah rutenya yang didominasi tanjakan. Total elevation gain Lintang Flores mencapai 19.000 m. Dan sedikit sekali Tombro-Fian bisa bersepeda santai di rute flat.
“Banyak grafik tanjakan yang nggak terbaca terutama pas di sisi utara. Kalau di grafik gradien datar, eh, ternyata tanjakan yang lumayan tinggi. Tapi seru, kok,” jelas Tombro.
Kondisi itulah yang bikin energi mereka cepat terserap. Hanya saja perjuangan mereka sebanding dengan keindahan alam yang ada di Flores. Plus keramahan warga lokalnya. Jadi walau lelah, banyak juga hiburan yang dirasakan oleh Tombro dan Fian.
Target finis di bawah 100 jam juga gagal digapai. Tombro dan Fian memasuki garis finis pada Jumat, 29 Maret sekitar pukul 21.30 WITA. Padahal seharusnya COT pukul 12.00 WITA.
“Peyot setengah mati rasanya pas sampai finis, hahaha,” tutur Tombro.
Baca juga: Merasa Halu Padahal Melaju Mulus, Tombro Jadi Finisher Ketiga East Java Journey 2024
Meski demikian, Lintang Flores jadi pengalaman yang menyenangkan bagi keduanya. Terlebih karena ini jadi momen perdana mereka jadi pair dalam event cyclo touring. Tombro dan Fian kompak menyebut bahwa tantangan terbesar adalah kompromi dengan kondisi pasangan.
“Dua orang jadi satu kadang ‘kan kondisinya beda-beda. Entah saya yang lagi badan nggak enak, tapi si Fian badannya enak, begitu juga sebaliknya. Jadi mau nggak mau harus bareng terus. Kalau sendiri ‘kan mau badan enak atau nggak, mau lanjut atau nggak, kita putuskan sendiri. Sedangkan kalau pair harus bareng,” ungkap cyclist berkepala plontos tersebut.
Walau gagal mencapai target, Tombro bertekad untuk remidi tahun depan. Ia masih penasaran untuk menuntaskan Lintang Flores 1000 km dengan waktu di bawah 100 jam.