Shop now to get your free shipping offer. SHOP NOW

Pelari Pemula Ingin Ikut Marathon? Bisa!! Berikut Caranya

Pelari Pemula Ingin Ikut Marathon? Bisa!! Berikut Caranya

Popularitas olahraga lari semakin meningkat. Tidak sedikit yang tertarik mencoba tren olahraga yang satu ini. Dari yang awalnya iseng belaka, lama-lama akhirnya jatuh cinta pada cabang olahraga atletik tersebut.

 

Namun, latihan lari terus-menerus pastinya bikin cepat bosan. Salah satu cara agar tetap termotivasi ialah dengan ikut event lari. Dijamin pasti bikin kamu punya semangat lebih untuk terus melakukan olahraga yang satu ini.

 

Jangan khawatir soal jarak. Hampir setiap event lari selalu menyediakan beberapa kategori jarak, mulai dari 5 km, 10 km, 21 km, hingga marathon 42 km.

 

Pertanyaannya, bisakah seorang pelari pemula ikut marathon? Jawabannya ternyatra bisa. Hal itu dikemukakan oleh Coach Ong Sin Kwei yang telah berpengalaman melatih para pelari dari pemula hingga eksper.


Baca juga: Sering Cedera Saat Lari? Berikut Tips yang Bisa Kamu Ikuti

 

Paling tidak dibutuhkan waktu enam bulan bagi seorang pelari pemula untuk mempersiapkan diri sebelum lari marathon. Percayalah, tidak ada yang mustahil asalkan ada usaha yang menyertainya. Selain itu, kamu juga harus disiplin dan konsisten untuk latihan.

 

“Marathon itu yang susah latihannya. Mesti bangun pagi, harus long run yang butuh waktu lama. Pace biasa saja bakal makan waktu sekitar dua jam, jadi memang harus spend waktu lebih untuk latihan,” ujar Coach Ong.

 

Agar bisa finis dalam marathon pertama, ada beberapa hal yang disarankan oleh Coach Ong untuk dilakukan pelari pemula. Penasaran apa saja? Yuk simak tips di bawah ini, ya.

 

Siapkan Dulu Mental Untuk Marathon

Harus disadari marathon bukan seperti latihan lari biasa. Ini merupakan event lari dengan jarak yang cukup jauh, yakni 42 km. Bukan hal mudah untuk bisa menjadi finisher ajang tersebut.

 

Apapun bisa terjadi dalam perjalananmu untuk menuntaskan jarak panjang itu. Entah kelahan, kram, atau bahkan hal-hal di luar dugaan. Supaya itu tidak terjadi, kunci utamanya ialah mempersiapkan mental yang kuat dan tangguh terlebih dahulu.

 

“Sebelum daftar marathon, siapkan dulu mentalmu. Kalau mentalnya siap dan kamu komitmen untuk latihan, oke silakan jalan terus. Kalau hanya ikut-ikutan teman, tetapi nggak ada komitmen latihan bakal sakit sendiri,” jelasnya.

 

Jangan dibayangkan kamu bakal tuntas marathon jika punya persiapan minim dalam waktu kurang dari dua bulan saja. Yang ada ketika ikut race, potensi cedera bisa terjadi. Itu malah bisa bikin kamu kapok dan trauma untuk berlari.


Baca juga: Kunci Sukses Lari Jarak Panjang Ala Marisa Oetomo

 

Latihan Secara Rutin

Seorang pelari marathon harus punya endurance yang kuat. Perlu proses panjang untuk membangunnya. Tidak bisa didapatkan hanya dalam waktu dua bulan saja.

 

Untuk memperoleh ketahanan berlari yang baik, cara paling efektif ialah dengan rutin latihan. Tidak ada yang lain. Menurut Coach Ong, minimal dalam seminggu latihan lari empat kali. Terbagi menjadi dua kali easy run, satu latihan kecepatan, dan satu kali latihan lari jarak jauh.

 

“Lalu ditambah latihan strenght. Nanti lama-lama milesnya akan mengikuti,” ujarnya.

 

Boleh Mempertimbangkan Didampingi Pelatih

Dengan perkembangan zaman saat ini, sangat mudah untuk mengakses berbagai program lari di internet. Hal itu bisa sangat membantumu yang sedang kebingungan harus mulai latihan dari mana untuk marathon.

 

Yang pasti, kamu harus punya keinginan belajar yang tinggi dan displin untuk menerapkannya. Dengan demikian, potensi untuk kamu finis marathon pertamamu terbuka lebar.

 

Hanya saja, kamu bisa mempertimbangkan pilihan untuk latihan dengan dampingan seorang pelatih profesional. Jadi kamu akan diberi program latihan yang memang disusun sesuai dengan kemampuan dan kondisimu.

 

Keuntungan lainnya, kamu bisa mendapatkan banyak feedback jika ada hal-hal yang masih kurang atau keliru saat dilakukan.


Baca juga: Beberapa Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Pacer

 

Wajib Latihan Long Run

Jangan dibayangkan bisa sukses marathon kalau belum pernah mencoba lari jarak jauh. Itu sama saja mengejar misi yang mustahil.

 

Coach Ong menyarankan untuk seorang virgin marathon, paling tidak mengupayakan untuk latihan lari hingga 30 km. Dalam marathon jarak tersebut merupakan titik mati di mana badan sudah habis-habisan. Paling tidak, kamu sudah pernah mencapai kondisi tersebut.

 

Sehingga, kamu bisa merasakan langsung seperti apa respon badan kamu saat diajak lari jarak jauh. Seperti apa kamu bisa mempertahankan motivasi untuk tetap finis. Jadi bisa meminimalisir risiko-risiko seperti badan drop, pingsan, atau cedera.

 

“Kilometer krusial diambang batas berhenti atau lanjut biasanya pada kilometer 23 hingga 32. Kebanyakan pelari jadi ragu tentang apa yang harus dikejar, kenapa mau bayar mahal tetapi dapat capek. Kalau bisa mengatasinya, biasanya pasti bisa finis,” ungkap Coach Ong.

 

Jangan Terpaku Waktu

Coach Ong sangat tidak menyarankan seorang pelari pemula yang baru akan ikut marathon terlalu terpaku pada waktu. Catatan waktu itu sebaiknya dikejar setelah punya pengalaman marathon.

 

Yang penting ialah bisa enjoy dulu menghadapi tantangan lari sejauh 42 km. Kalau sudah berhasil finis, barulah boleh memasang target waktu.

 

Semakin Banyak Ikut Kompetisi Lari, Semakin Baik

Pengalaman akan memberi pelajaran terbaik bagi kita. Bagi seorang pelari, alangkah baiknya memperbanyak pengalaman ikut event-event lari sebelum memutuskan mendaftar full marathon.

 

Kalau sudah pernah ikut, setidaknya kamu sudah tahu bagaimana harus mengatur strategi untuk bisa finis. Kamu juga akan tahu kapan butuh mengisi tubuh dengan air, energy bar, atau makanan lainnya.

 

Dengan melakukan hal-hal itu, niscaya kamu bisa sukses melewati full marathon pertamamu. Bagaimana? Apa kamu tertarik menjadi finisher event lari bergengsi 42 km?

 

Selamat mempraktekkannya. Semoga sukses, ya!!

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Please note, comments must be approved before they are published