Royke Lumowa: Tertahan di Pakistan Gara-Gara Perizinan
Perjalanan Royke Lumowa untuk mewujudkan gerakan Cycling Anywhere to Save the Earth mengalami kendala. Mantan Kakorlantas Polri tersebut tertahan di perbatasan antara Pakisan dan Iran. Ia beserta rombongan Elang Putih belum bisa masuk ke negara tujuan selanjutnya.
“Hari ini, 25 Oktober, pas 10 hari saya break gowes karena soal izin khusus lewat Balichistan dan persoalan di border Gwadar dan Taftan,” ungkapnya melalui instagram story di akun roy_multy_m.
Ini merupakan rekor terlama baginya tersendat di perbatasan. Sebelumnya Om Roy, panggilan akrabnya, pernah mengalami hal serupa saat mau masuk ke Thailand dari Malaysia. Penyebabnya, Negeri Gajah Putih memberlakukan izin khusus. Tidak berlaku aturan internasional (Carnet) yang berlaku di banyak negara, termasuk Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Baca juga: Royke Lumowa Batal Gowes di Nepal, Lanjutkan Perjalanan ke India
Ia pun harus mengurus perizinan ke Kementerian Transportasi Thailand. Saat itu butuh waktu hingga tiga hari sampai akhirnya ia bisa berkelana mengitari negara tersebut.
Nah, kali ini tampaknya permasalahan yang dihadapinya agak lebih kompleks. Hingga menyebabkannya harus hiatus gowes lebih dari seminggu. Selain itu, Royke juga jarang memberi kabar via sosial media miliknya gara-gara masalah sinyal.
Ya, sejak meninggalkan Tiongkok pada 20 September lalu, cyclist 61 tahun itu sempat menghilang tanpa kabar. Hal itu terjadi kala ia berada di Nepal, India, dan Pakistan. Menurutnya, sinyal di ketiga negara tersebut sangat terbatas.
Kendati demikian, Royke memastikan dirinya baik-baik saja. Dalam kondisi sehat tanpa kurang satu apapun. Apalagi ia didampingi oleh tiga rekannya yang naik mobil Elang Putih selama perjalanan dari Jakarta hingga tujuan akhir di Paris nanti.
Baca juga: Wajib Putar Lagu Kebangsaan Sebelum Pindah Negara
Seharusnya dalam waktu dekat, Royke bisa mulai gowes lagi. Ia memberi kabar baik lewat unggahan di instagram storynya pada Kamis (26/10).
“Akhirnya Border Iran sudah berfungsi kembali. Siap-siap,” tulisnya.
Petualangan Royke mengarungi dunia ini bukan cari sensari. Ada lima misi penting yang dibawanya dalam perjalanan selama 471 hari tersebut. Pertama, merajut persahabatan antar negara dalam rangka perdamaian dunia.
Kedua, Royke ingin mengkampanyekan tentang menjaga lingkungan hidup yang akan diwariskan pada anak cucu. Ketiga, ia ingin menyampaikan bahwa sepeda merupakan moda transportasi ramah lingkungan yang mampu menekan karbondioksida di udara sehingga mampu mengurangi panas bumi.
Misi keempat, Royke akan mempromosikan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2036. Khusus untuk hal ini, Royke sengaja mengatur supaya bisa sampai di Prancis sebelum pembukaan Olimpiade Paris 2024 bergulir. Ia akan hadir sebagai Duta Indonesia untuk memperjuangkan Indonesia sebagai tuan rumah olimpiade.
Misi terakhir, ia ingin mempromosikan pada dunia bahwa Indonesia merupakan salah satu destinasi pariwisata dunia. Ada lima tempat yang wajib dikunjungi wisatawan asing, yakni Danau Toba, Borobudur, Kupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.